PR PANGANDARAN – Freddy Budiman adalah terpidana pertama dari 13 terpidana mati yang dieksekusi mati karena tertangkap menjalankan bisnis narkoba dengan mengimpor 1,4 juta butir ekstasi dari negara lain ke Indonesia dengan meminta bantuan polisi, BNN dan dan bea cukai bahkan saat dia berada di dalam penjara.
Kasusnya itulah yang membuat Freddy Budiman harus menjalani eksekusi mati di tahun 2016 saat dirinya membuat pengakuan di tahun 2014 bahwa dia bekerjasama dengan aparat di tahun 2012 untuk mengimpor narkoba ke Indonesia ketika dia berada di balik jeruji besi setelah tertangkap dari tahun 2011 untuk mendapatkan hukuman penjara selama 18 tahun.
Selama perjalanannya berada di balik jeruji besi, Fikri Fernanda Budiman yang menyandang status sebagai anak dari bandar narkoba terpidana eksekusi mati Freddy Budiman memanglah tidak mudah baginya untuk berada di tengah lingkungan yang ada.
Baca Juga: Cek Fakta: Beredar Foto Tangan Lebam HRS Usai Dipelintir Petugas, Simak Faktanya
Oleh sebab itu, tidak heran apabila Fikri, anak Freddy Budiman bungkam pada saat itu karena berbagai hal.
Meski demikian, kini Fikri Fernanda Budiman memberanikan diri untuk tampil di hadapan publik memberikan pengakuan yang berani untuk mengakui bahwa dirinya adalah anak dari terpidana mati Freddy Budiman.
Hal ini tentunya bukan tanpa sebab apabila dirinya membulatkan keberaniannya membuka suara di hadapan publik sebagai anak dari terpidana mati Freddy Budiman.
Baca Juga: Raffi Ahmad Merasa Tidak Penting Pakai Cincin Kawin, Nagita Slavina: Dia Ngilangin Udah Lama
Dikutip PikiranRakyat-Pangandaran.com dari kanal YouTube Gritte Agatha yang diunggah pada Rabu, 17 Maret 2021, Fikri mengungkapkan alasannya membuka suara kali ini kepada Gritte Agatha.
Rupanya, Fikri, anak Freddy Budiman kali ini mulai berani menunjukkan bahwa dirinya adalah anak dari terpidana eksekusi adalah karena ingin memberikan motivasi kepada mereka yang akan mendengarnya.
Tidak hanya itu, tujuan atau alasan lainnya adalah karena Fikri ingin meluruskan pemberitaan selama ni yang menurutnya kurang tepat dan perlu ditinjau kembali.
Baca Juga: Kabar Gembira! Umat Muslim di Indonesia Selama Ramadan Bisa Salat Tarawih di Mesjid
“Pasti tujuannya pengen banget memotivasi orang dengan cerita yang gue rasain dan juga udah cukup lama gue terdiam tidak menyuarakan dan melihat situasinya media yang masih memberitakan dan banyak netizen juga yang masih banyak memberitakan.
Kasus bokap gue itu 2012 dan sekarang 2021, sudah 5 tahun kurang lebih, gue tidak pernah menyuarakan tentang ayah gue pada saat itu,” ujar Fikri.
Ketika ditanya apa yang membuat Fikri merasa terganggu dengan pemberitaan yang ada selama ini, anak Freddy Budiman ini pun mulai menguraikan.
Baca Juga: Diceraikan Aa Gym, Teh Ninih Unggah Kata-kata Bijak untuk Para Penghujat?
“Ada sesuatu yang nggak yang mengganggu lu?” tanya Gritte Agatha.
“Banyak.. banyak juga berita-berita yang salah , ada juga yang nggak seperti realitanya. Itulah mengapa di sini gue pengen menyuarakan untuk membenarkan beberapa hal yang perlu dibenarkan seperti itu,” jawab Fikri.
Menurut Fikri Fernanda Budiman, anak dari Freddy Budiman, ayahnya menjadi bandar narkoba bukanlah karena faktor ekonomi, melainkan faktor lingkungan yang membawanya dipilih menjadi yang seperti dikenal kebanyakan orang saat ini.
“Contohnya awal mula ayah gue mulai terjaring kasus narkoba itu karena faktor ekonomi, karena faktor karena mungkin dulunya seorang copet itu sudah pasti salah banget karena ayah gue terlahir dari keluarga yang berkecukupan.
Jadi tidak berawal dari seorang copet, tapi yang harus dibenarkan adalah bahwa ayahku seperti itu karena faktor lingkungan, salah satunya seperti itu,” ujar Fikri meluruskan.
Ditanya lebih lanjut perihal lingkungan seperti apa yang dimaksud oleh Fikri yang membuat sang ayah masuk di dalamnya, anak Freddy Budiman pun memberikan jawabannya.
Baca Juga: Cari Anggota Kelompok, Mahasiswa ini Justru Ajak Dosen, ini Kisahnya
“Lingkungan yang dimaksud adalah ayah gue berada di lingkungan yang ayah gue sendiri bilang bahwa itu adalah lingkungan yang tidak baik, dalam arti, lingkungan yang orang-orang melakukan hal-hal negatif, tidak positif.
Lingkungan yang membawa pengaruh buruk. Karena salah satu ajaran yang diajarkan ayahku itu adalah lingkungan itu menentukan apa yang akan kita lakukan ke depannya,” ujarnya menjelaskan. ***