Sebelum Terkenal, Lord Adi Bongkar Masa Lalu Jadi Petani Cabai dengan Penghasilan Rp1 Juta

14 September 2021, 16:51 WIB
Lord Adi ternyata pernah menjadi petani cabai dengan penghasilan Rp1 juta selama 6 bulan, sebelum terkenal lewat MasterChef Indonesia. /Instagram/@adi.mci8

PR PANGANDARAN - Nama Lord Adi sudah tak asing bagi publik Indonesia, setelah menjadi salah satu finalis MasterChef Indonesia Season 8 yang sukses melewati 8 challenge dari para juri.

Namun siapa sangka, sebelum mengikuti MasterChef Indonesia, Lord Adi memulai karier sebagai seorang petani cabai, sehingga publik kembali dibuat terkejut.

Lihai memasak berbagai hidangan dalam waktu sesingkat mungkin, Lord Adi ternyata berawal dari petani cabai asal Tanah Datar yang menjajal bakat hingga selalu panen pujian dari para juri MasterChef Indonesia.

Hanya saja, Lord Adi mesti puas dengan gelar juara tiga MasterChef Indonesia season 8, tetapi menurutnya ini pencapaian ini pun cukup membanggakan yang bisa melebarkan sayap sebagai seorang chef.

Baca Juga: Lord Adi Kalah di MasterChef Indonesia Dituding Settingan, Deddy Corbuzier: Lu Tau Acara TV Bisa Disetting?

Adapun baru-baru ini pemilik nama lengkap Suhaidi Jamaan ini sempat mengungkapkan masa lalunya sebagai petani cabai kepada Aurel Hermansyah dan Atta Halilintar.

Lord Adi tak lupa menceritakan latar belakangnya sebagai seorang petani cabai, yang sering mengantongi hasil kecil selama berbulan-bulan.

"Menjadi petani itu titik terendah saya. Saya pernah jual cabai 50 kilogram kurang lebih Rp1 juta per minggu. Itu hasil bertani enam bulan," ujar Adi, dikutip dari YouTube AH pada Senin, 13 September 2021.

Baca Juga: Lord Adi Sebut Ada Kejanggalan saat Kalah di MasterChef Indonesia: Kok Kayak Setinggan Ya

Lord Adi mengaku bisa menangis jika mengenang pahitnya hidup sebagai petani cabai yang berpenghasilan kecil.

Artikel ini pernah tayang dengan judul "Jadi Petani Cabai, Lord Adi Mengaku Pernah Dapat Penghasilan Rp1 Juta Selama 6 Bulan"

Tak jarang Lord Adi dan keluarga harus makan seadanya, lantaran tak cukup uang untuk membeli kebutuhan pokok.

Baca Juga: Menangis, Lirabica saat Dilabrak Warga Kompleks karena Jogging: Apakah Saya Salah Menjadi Orang Cantik?

"It's very sad life, kalau diceritakan bisa berurai air mata. Walau di titik terendah, itu adalah momen saat menghargai kehidupan ini," ujar Adi.

"Di kampung beras gak usah beli, dan kita beli telur yang banyak, sayur sudah banyak, kalau ikan seminggu sekali," katanya menambahkan.***(Nopsi Marga/Pikiran-Rakyat.com)

Editor: Khairunnisa Fauzatul A

Sumber: Pikiran Rakyat

Tags

Terkini

Terpopuler