Menanggapi pemberitaan ini, dr. Tirta mengungkapkan bahwa hal seperti ini yang dialami dirinya dan teman-temannya di lapangan selama mengedukasi masyarakat Indonesia.
Baca Juga: Cek Fakta: Unggul di Quick Count, Pendukung Gibran Lakukan Konvoi dan Langgar Prokes, Simak Faktanya
“Ditegur ga rasa salah, malah sok2an, dan nampar, yeee. Bu lurah aja digituin. Apalagi relawan rakjel (rakyat jelata) dan warga biasa?” ujarnya menegaskan.
Mantan Satgas Covid ini bahkan membeberkan alasan yang kerap digunakan selama ini yakni demi karyawan meskipun sebetulnya dirinya merasa bahwa untuk mencari uang demi pekerjanya tidak perlu hingga melanggar Prokes yang ada.
“Alesannya karena demi karyawan dan ‘ga bisa kontrol kerumunan’ yaelah. Kalo mau cari duit ye patuh, jangan nunggu razia kali ah. Kalo udah ada payung hukum. Mau sekuat apa figur yg buka. Bisa diclosed sir (ditutup pak). Apalagi kalo d ingetin baik2 ttp ngeyel,” tulisnya menanggapi pemberitaan.
Baca Juga: Cek Fakta: Unggul di Quick Count, Pendukung Gibran Lakukan Konvoi dan Langgar Prokes, Simak Faktanya
Pasalnya, seperti yang diketahui bahwa para pengusaha diperbolehkan beroperasi dengan ketentuan-ketentuan yang harus diterapkan dengan tujuan agar menghindari terjadinya kerumunan.
“Padahal Cuma diminta atur kerumunan. Simple to?” ujar dr. Tirta menambahkan.
Dr. Tirta pun menegaskan bahwa para petugas yang datang menegur tersebut adalah dalam rangka melaksanakan tugas negara. Jadi, semuanya akan diberlakukan semerata mungkin baik tempat usaha kecil hingga besar, orang biasa hingga orang yang berpengaruh sekalipun.
Baca Juga: Pertama di Dunia, Kambing Ajaib Bisa Hasilkan Jaring Laba-laba, Begini Kata Ilmuwan
Artikel Rekomendasi