Tanggapi Soal Bu Lurah yang Dipukul Pemilik Kedai Kopi, dr Tirta: Gila yang Langgar, Pake Nampar

- 14 Desember 2020, 08:10 WIB
Dokter Tirta. protes keras yang memukul bu lurah karena langgar prokes
Dokter Tirta. protes keras yang memukul bu lurah karena langgar prokes /Instagram.com/@dr.tirta

PR PANGANDARAN – Tirta Mandira Hudhi atau lebih terkenal dengan sebutan dr. Tirta adalah sosok yang selama ini gencar memperjuangkan penerapan Protokol Kesehatan secara merata.

Belum lama ini, dirinya mengunggah hasil tangkapan layar mengenai aksi pemukulan Bu Lurah hingga berujung penutupan permanen Waroeng Brother di Kemang.

Dalam tangkapan layar yang diunggah di Instagram pribadinya @dr.tirta pada Sabtu, 12 Desember 2020, dan dikutip PikiranRakyat-Pangandaran.com mengungkapkan bahwa Satpol PP DKI Jakarta menutup kedai kopi secara permanen lantaran satu dan lain hal.

Baca Juga: Dianggap Tak Hormati Keberadaan Soimah, Perlakuan Agnez Mo di Acara on Air TV Jadi Sorotan

Kedai Kopi Waroeng Brother diketahui berani tetap beroperasi meskipun tidak memiliki izin usaha.

Tidak hanya itu saja, utamanya adalah, menurut Kasatpol PP DKI, penutupan permanen tersebut lantaran adanya pelanggaran dalam penerapan PSBB.

Tempat usaha Waroeng Brother ini diketahui beroperasi melebihi jam buka tempat usaha yang telah ditentukan di masa pandemi. Selain itu, tidak ada Prokes, penggunaan masker, dan jaga jarak diberlakukan di tempat ini.

Baca Juga: Ngamuk di IG, Prilly Latuconsina Muak dengan Ulah Netizen Mencoreng 'My Lecture, My Husband' '

Pihak caffe ini justru membiarkan kerumunan terjadi seperti ketika aksi pemukulan Lurah Cipete Utara beberapa waktu sebelumnya.

Meski kerap diberikan teguran, kedai minuman sekaligus makanan ini tidak pernah menghiraukan. Oleh sebab itu, Satpol PP melakukan tindak penyegelan permanen. Yang artinya, tempat usaha ini tidak boleh beroperasi lagi.

Menanggapi pemberitaan ini, dr. Tirta mengungkapkan bahwa hal seperti ini yang dialami dirinya dan teman-temannya di lapangan selama mengedukasi masyarakat Indonesia.

Baca Juga: Cek Fakta: Unggul di Quick Count, Pendukung Gibran Lakukan Konvoi dan Langgar Prokes, Simak Faktanya

“Ditegur ga rasa salah, malah sok2an, dan nampar, yeee. Bu lurah aja digituin. Apalagi relawan rakjel (rakyat jelata) dan warga biasa?” ujarnya menegaskan.

Mantan Satgas Covid ini bahkan membeberkan alasan yang kerap digunakan selama ini yakni demi karyawan meskipun sebetulnya dirinya merasa bahwa untuk mencari uang demi pekerjanya tidak perlu hingga melanggar Prokes yang ada.

“Alesannya karena demi karyawan dan ‘ga bisa kontrol kerumunan’ yaelah. Kalo mau cari duit ye patuh, jangan nunggu razia kali ah. Kalo udah ada payung hukum. Mau sekuat apa figur yg buka. Bisa diclosed sir (ditutup pak). Apalagi kalo d ingetin baik2 ttp ngeyel,” tulisnya menanggapi pemberitaan.

Baca Juga: Cek Fakta: Unggul di Quick Count, Pendukung Gibran Lakukan Konvoi dan Langgar Prokes, Simak Faktanya

Pasalnya, seperti yang diketahui bahwa para pengusaha diperbolehkan beroperasi dengan ketentuan-ketentuan yang harus diterapkan dengan tujuan agar menghindari terjadinya kerumunan.

“Padahal Cuma diminta atur kerumunan. Simple to?” ujar dr. Tirta menambahkan.

Dr. Tirta pun menegaskan bahwa para petugas yang datang menegur tersebut adalah dalam rangka melaksanakan tugas negara. Jadi, semuanya akan diberlakukan semerata mungkin baik tempat usaha kecil hingga besar, orang biasa hingga orang yang berpengaruh sekalipun.

Baca Juga: Pertama di Dunia, Kambing Ajaib Bisa Hasilkan Jaring Laba-laba, Begini Kata Ilmuwan

“Lurah dateng > ditampar. Jadi lurah. Satpol PP. Relawan. Polisi. Itu dateng sebagai pelaksana tugas. Simple. Ga maen closed (ga ikuti aturan, ditutup): nasehatin, ayok cari uang rapopo, tapi atur crowd mu. Mosok harus viral baru patuh?” ujarnya.

Sebab, dr. Tirta membeberkan bahwa apabila menimbulkan keramaian, para bawahan yang akan disalahkan. Oleh sebab itu, ada baiknya bila saling mendukung dari kalangan pengusaha dan petugas demi menegakkan Prokes di masa pandemi.

“Masalahe kalo keramean. Yg kena itu kami bawahan gituuu,” ujarnya.

Baca Juga: Diprediksi Saingi True Beauty, Ini Alasan Drama Korea 'Mr Queen' Layak Masuk Watchlist Selanjutnya

Dr. Tirta mengungkapkan bahwa penutupan tempat usaha tidak hanya dilakukan baru-baru ini. Sebab, ini hanyalah salah satu contoh kasus yang kebetulan viral dari sekian banyak tempat usaha yang melanggar Prokes.

“Disclosed skrng? Kasus in, sebenernya ga Cuma 1-2, Cuma yg viral ya warung ini doank. Yg laennya ye ente-ente taulah. Yg kena razia mulu tp nekat buka lagi dan lagi wkwkwkwk,” ujarnya menjelaskan.

Dr. Tirta pun mengungkapkan bahwa tidak hanya tempat usaha ini saja yang melanggar. Bahkan, ada yang lebih parah lagi karena telah dirazia berkali-kali tetap tidak mengikuti arahan.

Baca Juga: Ramalan Zodiak Capricorn, Aquarius dan Pisces Senin 14 Desember 2020: Mulai Cinta hingga Keuangan

“Banyak tempat laen yg lebih gila langgarnya. Dirazia berkali2 ttp nekat wkwkwk termasuk kawan2 saya sendiri sing along bosque,” ujarnya.

Sebab, menurut dr. Tirta, ada banyak orang yang melanggar, dan jika dibiarkan dan tidak ditegakkan secara merata ke semua kalangan, akan membuat mereka menolak untuk ditegur, bahkan hingga ditegur berkali-kali sekalipun karena mereka mungkin melihat ada yang melanggar tetapi dibiarkan.

“Kesalahan yg terkesan dibenarkan karena terlalu banyak yg melanggar. Itu alesan rata2 orng menolak ditegur,” ujarnya mengakhiri tulisannya. ***

Editor: Ayunda Lintang Pratiwi

Sumber: Twitter


Tags

Artikel Rekomendasi

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah