Network
PR PANGANDARAN - Deddy Corbuzier dan Agnes Mo bernostagia mengenai kehidupan pacaran mereka di masa lalu sekaligus masalah mereka saat bangun karir di industri hiburan Indonesia.
Saat masa pacaran itu, Agnes Mo masih pelajar, sedangkan Deddy Corbuzier masih berkepala dua. Keduanya sibuk saat bangun karir masing-masing.
Deddy Corbuzier pun mengaku, saat masa pacaran, melihat bagaimana perjuangan Agnes Mo saat bangun karir yang membuatnya takjub. Ia bersyukur jika Agnes bisa menjalani hidupnya dengan normal, bahkan menurutnya merupakan pencapaian yang luat biasa.
Kehidupan artis sendiri memang sulit, apalagi Agnes Mo dan Deddy mengaku jika saat itu mereka masih muda.
Karena masih muda, selama berhubungan, mereka selalu ditemani oleh ibunda Agnes Mo. Namun, karena hal tersebut keluarga mereka menjadi saling kenal dan akrab
Sama seperti Deddy, penyanyi "Sebuah Rasa" ini pun mengaku jika dirinya sering cemburu. Agnez mengaku dirinya seorang romantik tetapj tidak bisa sepenuhnya menanggulangi perasaan tersebut.
"Gua itu orangnya romantik, gua suka passion in love. Terus wakfu itu gua juga masih muda, the passionate love jadinya susah dicontain karena, karena lu cowok pertama yang membuat gua merasa seperti itu," ujarnya.
Baca Juga: Agnes Mo Cerita Masa Pacaran, Jatuh Cinta pada Deddy Corbuzier Setelah Patah Hati pada Dirly Idol
Di samping itu, Agnes mengaku bahwa ia sedang mengalami percobaan yang keras karena ia menjalani berbagai aktivitas saat masih muda.
"Dan dalam hubungan itu, gua sedang dalam cobaan yang keras," ujarnya.
Mendengar hal ini, Deddy Corbuzier sebagai mantannya pun ikut menjelaskan kehidupan Agnes saat itu.
Presenter yang mengawali karirnya sebagai pesulap ini mengatakan bahwa dirinya menyaksikan betapa berat kehidupan Agnez saat itu. Bahkan, ayah dari Azka ini merasa bersyukur jika Agnes mampu melewati semuanya dan menjalani kehidupan normal.
"Oh sori gua potong, kalo lo gak tau Agnes Mo itu gimana dulu, percaya deh, dia bisa jalanin hidup di gak gila tuh udah syukur. Serius. Gua nemenin lu kan dulu. Sama kerjaan gua juga, kita kalo bisa gak gila apalagi Agnez," ujarnya.
Agnes Mo pun mendengarnya dengan terharu. Deddy melanjurkan bahwa Agnes saat itu memiliki beban yang sangat besar di usia mudanya,
" itu gua gak tau lu peduli apa nggak, tapi Agnes itu punya stressor yang luar biasa gila. Dari temen, kerjaan, sebagian keluarganya juga, maaf gua ngomong gini. Dan semua ke dia doang. Kalo dia bisa gak gila itu udah gila banget. Dia juga punya tanggung jawab yang gila. banget," ujarnya seperti yang PikiranRakyat-Pangandaran.com lansir dari kanal Youtube Deddy Corbuzier.
Sebagai orang yang sering menjemput Agnes yang masih di bangku sekolah, Deddy melihat bagaiman Agnes Mo keletihan karena jadwalnya yang padat.
"Dia pulang sekolah, tek, jemput, tidur di mobil selimutan di samping gua. Beneran yang pek pek, karena gak punya waktu tidur. Main sinetron tidur, syuting, melek," ujarnya.
Agnes pun mengatakan bahwa dirinya memang jarang menbagikan kwhidupannya soal ini, tapi bukan berarti ia tidak mengalami masalah tersebut dan memiliki hidup yang sempurna.
"Mungkin karena gua gak pernah berbagi masalah atau kendala yang gua alami, jadi bukan berarti gua gak ngalamin. Mungkin mikirnya, karena hidupnya sempurna. Padahal kebalikannya. Itu kayak pelarian gua," ujarnya.
Perempuan kelahiran 1 Juli 1986 ini mengatakan bahwa sekarang kini ia memiliki tim yang bekerja untuknya, sedangkan dulu ia berjuang dengan sang ibunda.
"Ya maksud gua saat dulu, kalo ngomongin masalah kayak perjuangan. Kalo sekarang kan gua punya tim, a whole team. Kan kalo dulu gua ama nyokap gua, sama sopir satu istilahnya. Tapi yaudah kita berdua aja," ujarnya.
Seperti yang sebelumnya PikiranRakyat-Pangandaran.com beritakan, Agnes Mo didekati Deddy Corbuzier saat patah hati, dan ia kemudian menjadi nyambung dengannya karena mereka ngobrol soal hidup.
Ia pun mengatakan jika Deddy adalah orang pertama yang membuatnya merasa aman dan hanya pwelu jadi dirinya sendiri.
Agnes pun mengingatkan bahwa betapa istimewanya jika seseorang tak perlu berhati-hati karena orang tidak mengambil kesempatan atau menilai dirinya, yang tidak ia rasakan sebagai rasakan sebagai artis.
"Orang-orang gak sadar betapa berprivilegenya atau beruntungnya kalo orang-orang gak ngejar lu, nilai lu, buat ngambil keuntungan dari lu," ujarnya.***
Artikel Rekomendasi