Diklaim Ada Pelatihan Online Buat Bom, Pelaku Bom Bunuh Diri di Makassar Masih Disorot Media Asing

- 30 Maret 2021, 19:40 WIB
Ilustrasi pelaku bom bunuh diri di Gereja Katedral Makassar diklaim ikut pelatihan online buat bom sendiri.*
Ilustrasi pelaku bom bunuh diri di Gereja Katedral Makassar diklaim ikut pelatihan online buat bom sendiri.* /Antara/

PR PANGANDARAN - Baru-baru ini masyarakat dibuat heboh dengan adanya bom bunuh diri di Gereja Katedral Makassar. Bahkan, kabar buruk itu pun sempat disorot media asing. Berbagai pihak menanggapi tindakan tidak terpuji itu.

Pihak berwenang mengungkapkan bahwa dua tersangka pelaku bom bunuh diri yang menyerang gereja Katolik di Makassar adalah suami dan istri yang menerima pelatihan online tentang pembuatan bom.

Kepala Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) Komisaris Jenderal Boy Rafli Amar mengatakan identitas pelaku telah diungkap.

“Mereka adalah sepasang suami istri,” ucap Boy Rafli, seperti dikutip PikiranRakyat-Pangandaran.com dari Channel News Asia, Selasa, 30 Maret 2021.

Baca Juga: Menantu Hotma Sitompul Tantang Bams Klarifikasi: Kamu Bangga Tidak Bicara Kebenaran?

Menurut Boy Rafli, pasangan suami istri tersebut merupakan generasi milenial dengan salah satunya lahir pada tahun 1995.

Inspektur Jenderal Argo Yuwono selaku juru bicara kepolisian nasional di Jakarta mengatakan, pasangan itu menikah enam bulan lalu dan bekerja sebagai karyawan swasta.

"Penyelidikan masih berlangsung, termasuk untuk mengungkap kemungkinan tersangka lain," ungkap Argo Yuwono.

Pada Minggu pagi, dua tersangka pelaku bom bunuh diri tiba di sebuah gereja di Makassar dengan mengendarai sepeda motor dan berusaha masuk, namun dihadang petugas keamanan.

Baca Juga: Hanya Gara-gara Bolos Sekolah, Polisi Borgol dan Ancam Akan Pukuli Bocah 5 Tahun

Kedua tersangka tewas, sekitar 20 orang luka-luka. Hingga Senin sore, 15 orang masih dirawat di rumah sakit dan sisanya telah dipulangkan.

Pihak berwenang telah mengumumkan, pelaku adalah anggota jaringan ekstremis Jamaah Ansharut Daulah yang sering disebut sebagai JAD.

Diketahui, pelaku juga merupakan bagian dari kelompok JAD yang telah melakukan pemboman sebelumnya di Jolo, Filipina.

Polisi menyebut bahwa serangan hari Minggu menggunakan bom panci bertekanan.

Baca Juga: Anak Hotman Paris Kritik Deddy Corbuzier dan Luna Maya, Sebut Eating Disorder Bukan Bahan Candaan

Menanggapi pertanyaan tentang bagaimana pelaku bom bunuh diri merakit bom tersebut, Komisaris Jenderal Amar dari BNPT menyampaikan bahwa mereka telah mendapatkan pelatihan secara online.

“Ada informasi terkait pelatihan online di media sosial yang mereka kembangkan. Jadi mereka mengembangkan prosedur pembuatan bahan peledak, dan ada beberapa narasumber senior yang dilatih di luar negeri,” tutur Amar.

Di sisi lain, Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo mengatakan, tersangka pelaku bom bunuh diri memiliki keterkaitan dengan anggota JAD yang ditangkap pada Januari lalu. Pasangan itu juga meninggalkan surat wasiat.

Baca Juga: Rachel Vennya Ngamuk Dituduh Telantarkan Anak: Aku Ga Pernah Titip Anak, Sekarang Memang Giliran ...

Setelah peristiwa hari Minggu, polisi menangkap empat orang lain yang tergabung dalam kelompok yang sama dengan pelaku.

“Mereka tergabung dalam kelompok belajar bernama Vila Mutiara, di mana masing-masing berperan menyebarkan doktrin, merencanakan jihad, dan juga berperan membeli bahan untuk dijadikan bom,” ujar pihak kepolisian.***

Editor: Khairunnisa Fauzatul A

Sumber: Channel New Asia


Tags

Artikel Rekomendasi

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x