UYM Sebut Pahala Tak Mudik Setara Lailatul Qodar, Netizen Berang: Agama Jangan Dicampuri Politik

- 6 Mei 2021, 04:00 WIB
Ustaz Yusuf Mansur (UYM) yang sebut kalau pahala tak mudik setara malam lailatul qadar jadi sorotan netizen. Netizen lantas berang
Ustaz Yusuf Mansur (UYM) yang sebut kalau pahala tak mudik setara malam lailatul qadar jadi sorotan netizen. Netizen lantas berang /Twitter

PR PANGANDARAN - Baru-baru ini beredarnya sebuah video merekam Ustaz Yusuf Mansur (UYM) yang sebut kalau pahala tak mudik setara malam lailatul qodar jadi sorotan netizen.

Video itu jadi sorotan netizen lantaran pahala malam lailatul qodar setara dan bisa didapatkan dengan tak mudik lebaran ke kampung halaman.

Ustaz Yusuf Mansur (UYM) yang sebut pahala tak mudik setara dengan malam lailatul qadar ini memicu anggapan miring netizen soal agama yang dicampuri politik.

Baca Juga: Gemini Dikenal Miliki Banyak Obrolan Menarik, 4 Zodiak Ini Terang-terangan Tertarik padanya

Sebuah video memperlihatkan Ustaz Yusuf Mansur (UYM) sebut kalau orang yang tidak mudik bakal mendapat pahala setara lailatul qodar viral di media sosial.

Dalam video itu, Ustaz Yusuf Mansur (UYM) tampak berdampingan dengan seorang petinggi polisi di sebuah ruangan. 

Yusuf Mansur kemudian berkata seseorang dapat meraih pahala lailatul qadar dengan tidak mudik sebagai ibadahnya.

Baca Juga: Percaya Telur Rebus Bisa Menetas Melalui Pikiran, Kepala Sekolah Tiongkok Ajarkan 'Kesadaran Super'

“Sekarang ini salah satu ibadah yang memungkinkan kita mendapatkan malam lailatul qodar, adalah justru tidak mudik," kata Yusuf Mansur, seperti dikutip PikiranRakyat-Pangandaran.com dari akun Instagram @undercover.id pada Rabu, 5 Mei 2021.

Kalimat selanjutnya, Ustaz Yusuf Mansur (UYM) kemudian menjelaskan alasan di balik ucapan sebelumnya soal cara mudah seseorang raih pahala lailatul qodar dengan tak mudik.

Menurutnya, tindakan tak mudik merupakan bentuk ibadah yang menunjukkan pengorbanan seseorang, terutama perasaannya yang menahan rindu jumpa keluarga di kampung halaman.

Baca Juga: Batalkan Tayangan Mata Najwa Usai Terbaring Lemah di RS, Najwa Shihab Beberkan Penyakit yang Dideritanya

"Kok bisa tidak mudik bisa dapatkan pahala lailatul qadar, pahala kemudian sepuluh hari dan malam terakhir Ramadan? Karena itu kan pengorbanan, pengorbanan perasaan," sambungnya.

Pendakwah yang dikenal dengan aplikasi Paytren ini juga mengatakan kalau tak mudik menjadi bagian upaya penyelamatan sesama dan bentuk ibadah tertinggi.

"Gak mudik juga adalah penyelamatan, penyelamatan diri, keluarga, dan orang-orang di kampung. Dan itulah ibadah tertinggi," ungkapnya.

Baca Juga: Pernah Komplikasi hingga Mati 12 Jam, Reza Arap: Gue Bangun dari Mati Suri, Penyakit Hilang

Namun, beredarnya ucapan Yusuf Mansur itu di media sosial memancing beragam komentar netizen. Tak sedikit di antara mereka yang malah bingung.

Sebab, ungkapan pahala tak mudik setara dengan lailatul qadar cukup asing lantaran tak ada seorang pun yang dapat memastikan kapan malam penuh pahala itu datang.

Netizen pun ramai-ramai menuduh Yusuf Mansur telah terpengaruh politik pemerintah hingga membuat pernyataan semacam itu.

Baca Juga: Anak Bangun Kesiangan untuk Sekolah Online, Ayah Marah pada Guru: Mengapa Saya Membayar Gaji Anda?

"Lah tafsirnya begimana itu dah. Ko tambah kacau semenjak anda dekat dengan orang atas wkwke," kata pemilik akun Instagram @her****iii.

"Dulu idola gw banget uym ini.. sebelum nyebong dan dekat dgn penguasa dst. ky yg udah masuk angin ga jelas arah, terkontaminasi," tutur @ad****gi.

"Ketika agama sudah dicampur adukan dengan politikkk," ucap @alpi*********ndi.

Baca Juga: Viral Polisi Temukan Kendaraan Pakai Identitas 'Negara Kekaisaran Sunda Nusantara' di Jakarta

Lebih dari itu, malah ada pula netizen yang menuduh kalau Yusuf Mansur telah dibayar untuk mengucapkan hal tersebut ke publik.

"Ustad bayaran berapa ini?" tanya @alv*****tiana.

"Dibayar brpa sih ngomong begituan?" timpal @huz*****dlh_06.**

 

Editor: Ayunda Lintang Pratiwi


Tags

Artikel Rekomendasi

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah