Studi Baru pada Pasien Covid-19 yang Sembuh, Sebut Miliki Dampak Long Covid Defisit Kecerdasan

- 28 Juli 2021, 13:40 WIB
Sebuah studi baru dari Inggris pada pasien Covid-19 yang sembut ditemukan dampak long covid berupa defisit kecerdasan.
Sebuah studi baru dari Inggris pada pasien Covid-19 yang sembut ditemukan dampak long covid berupa defisit kecerdasan. / Pixabay/TheDigitalArtist/

PR PANGANDARAN - Kembali sebuah studi baru dari Inggris melaporkan dampak infeksi Covid-19 pada kecerdasan pasien Covid-19 yang pulih sebagai bagian dari gejala luas long covid.

Lebih lanjut, studi baru soal long covid punya dampak pada kecerdasan pasien Covid-19 ini, dibuat para ilmuwan Inggris dengan menguji 81.337 peserta antara Januari dan Desember 2020.

Dalam detailnya, para ilmuwan Inggris itu menyebar kuesioner dari long covid yang diderita pasien Covid-19 usai sembuh dari infeksi Covid-19 dengan gejala pernapasan, yang salah satunya punya dampak pada kecerdasan.

Baca Juga: Doni Salmanan Lelang Moge Kesayangan untuk Bansos PPKM Covid-19

Diketahui, mereka membuat penilaian yang dioptimalkan web yang divalidasi secara klinis sebagai bagian dari Great British Intelligence Test.

"Hasil ini sesuai dengan laporan long covid, di mana 'kabut otak', kesulitan berkonsentrasi, dan kesulitan menemukan kata-kata yang benar adalah hal biasa," catat penelitian yang diterbitkan dalam jurnal 'The Lancet - EclinicalMedicine' pekan lalu.

"Skala defisit yang diamati bukannya tidak penting... Saat memeriksa seluruh populasi, defisit paling menonjol untuk paradigma yang memanfaatkan fungsi kognitif seperti penalaran, pemecahan masalah, perencanaan tata ruang, dan deteksi target, sementara uji coba fungsi sederhana seperti rentang memori kerja serta pemrosesan emosional," katanya.

Baca Juga: Hari Ini 28 Juli 2021, Raffi Ahmad Ungkap Sosok yang ‘Diperjuangkan’ Bersama Tyas Mirasih hingga Gading Marten

Satu kemungkinan adalah defisit kognitif yang diamati terkait dengan gejala berkelanjutan dari virus mematikan, seperti suhu tinggi atau masalah pernapasan, dengan 4,8 persen peserta yang sakit melaporkan gejala sisa.

Orang yang telah sembuh dari Covid-19, termasuk mereka yang tidak lagi melaporkan gejala, menunjukkan defisit kognitif "signifikan" versus kontrol ketika mengontrol usia, jenis kelamin, tingkat pendidikan, pendapatan, kelompok ras-etnis, gangguan medis yang sudah ada sebelumnya, kelelahan, depresi dan kecemasan.

"Defisitnya memiliki ukuran efek yang substansial untuk orang yang telah dirawat di rumah sakit, tetapi juga untuk kasus yang tidak dirawat di rumah sakit yang memiliki konfirmasi biologis infeksi Covid-19. Menganalisis penanda kecerdasan pramorbid tidak mendukung perbedaan yang ada sebelum infeksi."

"Analisis kinerja yang lebih halus di seluruh sub-tes mendukung hipotesis bahwa Covid-19 memiliki dampak multi-domain pada kognisi manusia," temuan menyimpulkan.

Baca Juga: Muntah Kelelahan Setelah Menang Emas Olimpiade, Atlet Triathlon Norwegia Ini Sampai Dibantu Kursi Roda

Para ilmuwan mengatakan hasilnya sesuai dengan laporan gejala kognitif "Covid Panjang" yang bertahan hingga fase awal-kronis.

Mereka mengatakan temuan itu harus bertindak sebagai "panggilan klarifikasi" untuk penelitian lebih lanjut dengan kohort longitudinal dan neuroimaging untuk merencanakan lintasan pemulihan dan mengidentifikasi dasar biologis defisit kognitif pada penyintas Covid-19.

Sementara itu, studi baru itu memiliki judul "Defisit Kognitif pada Orang yang Telah Sembuh dari Covid-19" yang melibatkan peneliti dari Imperial College London, King's College dan Universitas Cambridge, Southampton dan Chicago.***

Editor: Khairunnisa Fauzatul A

Sumber: NDTV


Tags

Artikel Rekomendasi

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah