Network
"Aku bawa ke emergency pada saat itu weekend. Kliniknya itu nggak buka kalau weekend. Akhirnya dokter memutuskan untuk opname untuk di-observasi," katanya.
Sama seperti di Indonesia, pasien harus diwajibkan Swab sebelum rawat inap. Pertama kali Swab, Aisha menangis.
Baca Juga: 6 Cara Menggunakan Oximeter yang Benar, Salah Satunya Hindari Kuku Berkutek
"Iya kalau mau diopname harus masuk ke khusus untuk onkologi anak ya. Berarti semua yang masuk situ harus swab. Udah gitu swab-nya harus dua, yang kedua yang PCR dan itu pertama kali dia nangis. Ya sudah lah tapi dia disarankan saja untuk opname, apapun yang harus dilakukan ya kita lakuin," bebernya.
"Aku ikut nemenin dia juga ya udah jadi berhari hari nemenin dia saja," tuturnya lagi.
Hingga kini, penyakit anak Denada belum diketahui secara spesifik. Tim tenaga kesehatan masih melakukan observasi.
"Kami belum tahu, sudah berusaha dicari tahu sama dokternya, mohon doanya untuk semuanya kondisi semakin baik, segar, bisa betul-betul jadi cancer survivor, amin, dicari semuanya, di-xray, ada bakteri kah apakah ada virus mereka berusaha mencari. Kira-kira virus apakah yang ada di dalam darahnya, jadi semua sudah dilakukan. Tapi alhamdulillah setelah beberapa hari dilakukan dikasih obat dirawat diobserve banget gitu," ceritanya.
Artikel ini telah tayang sebelumnya di Klik Seleb dengan judul 'Tiba-tiba Kesehatan Menurun, Dokter di Singapura Belum Mengetahui Penyakit Anak Denada'.
"Sehari kita bisa dua (hingga) tiga kali ke dokter, dokter lihat Aisha gimana. Alhamdulillah akhirnya dia demamnya turun dia semakin pulih sehat seger akhirnya dokter bilang oke boleh pulang kita harus monitor di rumah cuma harus berkala check-up," kata Denada lagi.
Sementara soal penyakit kanker darah yang diderita Aisha, hingga kini proses pengobatan telah selesai.
Artikel Rekomendasi