Selain Ainun Najib, Ada 3 Jago IT Asal Indonesia Lainnya yang Diajak Jokowi untuk Mengabdi di Indonesia

- 1 Maret 2022, 20:53 WIB
Kolase foto Ainun Najib dan Presiden Jokowi
Kolase foto Ainun Najib dan Presiden Jokowi /Instagram/@ainunnajib.id/jokowi

PANGANDARAN TALK – Presiden Joko Widodo (Jokowi) menyinggung soal potensi digital Indonesia pada 2030, yang diperkirakan bisa mencapai angka Rp4.531 triliun kepada para praktisi Teknologi Informasi (IT) muda Indonesia.

Presiden Jokowi menyampaikan potensi tersebut dalam konferensi video di dalam peresmian Sea Labs Indonesia di Jakarta, Selasa 1 Maret 2022.

Sementara para praktisi IT yang kini tengah bekerja di berbagai perusahaan raksasa IT dunia itu adalah Ainun Najib yang kini memegang jabatan sebagai Head of Analytic Platform and Regional Business Grab Singapura, Veni Johanna (Director of Engineering Asana Amerika Serikat), Chairuni Aulia (Software Engineer Google Inggris) dan Rangga Garmastewira (Technology Lead SeoMoney Singapura).

Baca Juga: Disuruh Belajar dari Vietnam, Menteri Nadiem Ditantang Ainun Najib untuk Hasilkan Generasi Jenius di Indonesia

"Kan gede sekali ini dan perkiraan hitung-hitungan itu saya rasa tidak meleset jauh-jauh lah. Jadi, harapan saya pulang semua lah, pulang. Di sini kan juga sudah banyak sekarang, ada opportunity, perusahaan-perusahaan gede semua ada di sini," ujar Presiden Jokowi, dalam sambungan konferensi video tersebut di Jakarta, sebagaimana dikutip pangandarantalk.com dari ANTARA.

Khusus kepada Ainun Najib, praktisi IT asal Gresik Jawa Timur, yang sejak awal sudah diminta Presiden Jokowi untuk mengabdikan dirinya di Indonesia, Presiden Jokowi menanyakan langsung perihal syarat yang harus dipenuhi agar para digital talent ini mau pulang ke Tanah Air.

"Mas Ainun Najib, ini saya sudah kenal lama. Saya mau tanya, gimana sih agar Chai, Veni, Rangga, termasuk Ainun juga mau pulang ke Indonesia?" tanya Presiden.

Baca Juga: Praktisi IT Ainun Najib Diiming-imingi Potensi Cuan Rp4.531 Triliun di Bidang IT Tahun 2030 Nanti

Merespon pertanyaan itu, Ainun menyampaikan dua hal kepada Presiden.

"Kuncinya dua mawon, opportunity dan stability," kata Ainun.

Ainun menjelaskan, opportunity atau kesempatan dimiliki oleh Indonesia sebagai satu dari pemain besar, bahkan terbesar, di Asia Tenggara.

"Stability ini yang mungkin agak tricky, ada yang mungkin karena pertimbangan keluarga, pertimbangan karir, saya pribadi pertimbangan pendidikan anak-anak, saya tidak mau kalah dengan putra-putra panjenengan yang pendidikan di Singapura juga," jelas kader NU ini.

"Jadi stability itu yang masih belum diperbaiki di Indonesia. Sementara kami, diaspora, punya peran meski jauh. Ada tiga perannya, pertama inspirasi dan refleksi; jadi menjadi benchmark buat teman-teman di Indonesia, terutama yang lebih muda," ungkap Ainun.

Fungsi kedua, lanjut Ainun, adalah advokasi, dengan memberikan saran dari jauh untuk teman-teman yang ada di Indonesia.

Baca Juga: Ainun Najib Disuruh Jokowi Balik ke Indonesia, Ini Alasannya

"Ketiga eksekusi, eksekusi juga bisa dari jauh kami memadukan inisiatif-inisiatif dari diaspora, misalnya kawal-kawalan itu kan sebetulnya anak-anak diaspora juga walau tidak bisa kembali ke Indonesia," tambahnya.

Ainun pun mengaku tetap optimistis bahwa Indonesia dapat menjadi pemain besar untuk industri digital. Bahkan ia menyebut Indonesia sudah kodratnya menjadi talenta teknologi yang terbesar, setidaknya keempat di dunia, karena Indonesia bangsa terbesar di dunia.

“Yang pertama, China sudah jelas salah satu AI super power. India juga jelas menguasai, bahkan diaspora India menguasai perusahaan teknologi dunia. Amerika pionir teknologi dan pemimpin terdepan. Nah, keempat kursinya dipersilakan untuk Indonesia," jelasnya.

Untuk menjadi pemain besar di bidang industri digital, Ainun menyebut Pemerintah harus memperbaiki kebijakan di bidang pendidikan.

"Saya rasa hanya soal waktu, yang perlu dilakukan untuk jangka panjang oleh Mas Menteri (Nadiem Makarim), seperti misalnya Vietnam investasi pendidikannya sudah sejak tahun 1960-an itu gifted school, sekolah untuk anak-anak yang genius itu di setiap provinsi di Vietnam ada. Di Indonesia saya tidak tahu," katanya.***

Editor: Fikri Mahendra

Sumber: ANTARA


Tags

Artikel Rekomendasi

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah