Hanya saja perbedaannya adalah selain mendapatkan bayaran untuk setiap layanan konsultasinya, seksolog bisa membincangkan dan memberi saran-saran penting soal seks secara profesional berdasarkan pada keilmuan yang telah dipelajari.
Baca Juga: ShopeePay Hadirkan ShopeePay Talk: Bertumbuh Lewat Bisnis Delivery Online Bersama Steak 21
"Kalau jadi Seksolog kayaknya seru aja, kayak lagi ngegosip. Ngegosip kan effortless banget, kalau jadi seksolog bisa ngomongin seks tanpa takut dosa karena itu edukasi, lalu di bayar," tuturnya.
Selain itu, Anya juga mengungkapkan, keinginannya untuk menjadi seksolog dilatari maksud untuk membantu mereka yang mempunyai masalah dalam hal seksualitas.
"Ingin membantu orang. Kedua, kayaknya jadi seksolog kayaknya seru aja, kayak lagi ngegosip, kayak lagi ngegosip aja gitu, effortless. Kayak melakukan sesuatu yang saya suka tapi dibayar. Seru loh ngobrol sama dr. Boyke," ungkap Anya Gerlandine.
Baca Juga: Geger! Penampakan Kuntilanak Tanpa Kepala saat Aksi Demonstrasi Tolak UU Cipta Kerja di Bandung
Kendati demikian, keinginan Anya untuk menjadi seksolog diakuinya tak dapat diwujudkan. Hal itu berkaitan dengan latar belakang pendidikannya yang tak berhubungan dengan jalur pendidikan untuk menjadi seksolog.
"Sayangnya aku sekolahnya pas SMA jurusan IPS. Kalau IPA mungkin aku mau jadi seksolog," katanya.***
Artikel Rekomendasi