Network
PR PANGANDARAN - Kisah cinta memang jadi bagian kehidupan yang tak ada habisnya untuk dibahas dalam sesi curhat.
Kisah itu juga seringkali dipamerkan di ruang publik sampai-sampai dijadikan inspirasi untuk lagu, film, lukisan bahkan sastra berbentuk puisi.
Baru-baru ini, tagar #puisiambyar mendadak viral dan menjadi trending topic di aplikasi media sosial (medsos) Twitter.
Baca Juga: Disebut 'Jadul Mirip Tahun 90-an', Ini Jawaban Menohok Penata Hijab Nathalie Holscher saat Dikritik
Viralnya puisi ambyar diikuti dengan ribuan netizen yang sengaja curhat di medsos tentang gejolak perasaan yang dialaminya.
Mungkin di antaranya juga ada yang hanya iseng belaka untuk meramaikan fenomena ambyar.
Istilah "ambyar" sendiri belakangan ini dipopulerkan oleh seniman campursari, Didi Kempot, yang telah berpulang menghadap Sang Pencipta pada 5 Mei 2020 lalu di usia 53 tahun.
Baca Juga: Ricky Yacobi Meninggal Usai Cetak Gol, Tak Kuat Menahan Tangis, sang Istri: Dia Senang, Terus Jatuh
Dilansir Pangandaran.Pikiran-Rakyat.com dari Jurnal Estetik, Vol.2 No.2 yang terbit bulan November 2019, lirik-lirik lagu campursari yang diciptakan dan dinyanyikan sendiri oleh Didi Kempot mencerminkan rasa rindu, sakit hati serta kekecewaan dalam menjalin hubungan asrama dengan lawan jenis.
Tak heran jika kemudian banyak lirik lagu Didi Kempot yang berhasil mewakili perasaan seseorang. Baik mereka yang diselingkuhi, diingkari janji, mengalami kekecewaan dalam hubungan, hingga yang memendam rasa rindu begitu dalam.
Sampai akhirnya fenomena ambyar ini menjadi populer lantaran banyak orang yang mengaku telah mengalami kurangnya rasa perhatian atau komitmen dalam menjalin hubungan, hubungan jarak jauh, teringat kembali kenangan bersama mantan, dan lain sebagainya.
Artikel Rekomendasi