Jangan Makan Setelah Jam 7 Malam, Ini 5 Mitos Seputar Makanan yang Masih Dipercaya

- 4 Januari 2021, 09:40 WIB
Ilustrasi gula pasir
Ilustrasi gula pasir /Myriams-Fotos/pixabay

PR PANGANDARAN - Nutrisi modern adalah ilmu yang relatif baru dan orang awam jarang mengetahui soalnya. Masing-masing dari kita membuat beberapa pilihan makanan setiap hari, dan keyakinan kita tentang makanan sering kali lebih dibentuk oleh budaya populer daripada oleh sains. 

Beberapa dari kita percaya jika buah sebaiknya dimakan mentah atau minum air harus delapan gelas sehari. Namun, hal-hal tersebut sering digeneralisasi dan tidak dapat dibuktikan secara sains. 

Dengan banyaknya mitos seputar nutrisi ini, berikut ini daftar lima mitos seputar nutrisi makanan yang sering kita percaya yang dilansir dari The Washington Post.

 5 Mitos Nutrisi Makanan yang Masih Dipercaya

Baca Juga: Seorang Balita di Korsel Mendapat Perilaku Kejam dari Ibu Angkatnya, Netizen: Merinding, Sakit Hati

  1. Gula Membuat Kecanduan

Food Addicts Anonymous mencantumkan gula, bersama dengan tepung dan gandum, sebagai zat adiktif di alam. Orang-orang telah menulis di New York Times, Fast Company, dan di tempat lain untuk meningkatkan kewaspadaan tentang gula sebagai pembentuk kebiasaan yang unik. Banyak perusahaan menjual suplemen untuk membantu orang "mendetoksifikasi" dari gula.

Menurut para pendukung teori ini, gula  mengaktifkan pusat kesenangan di otak, melepaskan bahan kimia seperti dopamin, seperti alkohol atau obat-obatan terlarang. Namun perilaku seperti tersenyum dan berpelukan juga memengaruhi jalur saraf tersebut, dan gula tidak membuat ketagihan. 

Jika sukrosa membuat ketagihan, gula biasa yang dimakan dengan sesendok akan menimbulkan respons emosional yang sama seperti kue mangkuk yang dibagikan dengan anak-anak Anda - tetapi kebanyakan dari kita akan setuju bahwa itu adalah pengalaman makan yang sangat berbeda.

Sebuah tinjauan literatur tahun 2016 di European Journal of Nutrition menemukan  bahwa sedikit bukti yang mendukung kecanduan gula pada manusia. Ironisnya, gagasan tentang kecanduan gula dengan sendirinya dapat mengabadikan mitos tersebut. 

Orang yang percaya bahwa makanan membuat ketagihan, dan akibatnya membatasi untuk memakannya, lalu memungkinkan mengalami peningkatan pemikiran tentang makanan terlarang, menurut sebuah studi oleh psikolog di Universitas Liverpool. Mengidam seperti itu semakin memperkuat keyakinan akan sifat adiktif makanan tersebut.

Halaman:

Editor: Khairunnisa Fauzatul A

Sumber: Washington Post


Tags

Artikel Rekomendasi

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x