Studi: Covid-19 Memengaruhi Perkembangan Bayi, Miliki IQ Lebih Rendah?

- 14 Agustus 2021, 15:30 WIB
Sebuah studi menyebut Covid-19 memengaruhi perkembangan bayi, bahkan disebutakn bahwa IQ bayi menjadi lebih rendah.
Sebuah studi menyebut Covid-19 memengaruhi perkembangan bayi, bahkan disebutakn bahwa IQ bayi menjadi lebih rendah. /Pixabay/RitaE

PR PANGANDARAN – Menurut sebuah penelitian baru, Covid-19 sangat membosankan bagi bayi baru lahir.

Para ilmuwan telah menemukan bahwa pandemi virus Covid-19 secara signifikan berdampak pada kecerdasan anak atau bayi yang baru lahir.

Selama bayi itu menjalani seluruh hidupnya secara terisolasi dari kehidupan luar, hal tersebut telah secara serius menghambat perkembangan kognitif mereka.

Baca Juga: Sahabat dan Mantan Istri Menikah, Zikri Daulay Ikut Komentari Pernikahan Alvin Faiz dan Henny Rahman

Para peneliti menganalisis kinerja kognitif dari 672 anak yang lahir di Rhode Island, 188 di antaranya lahir baik di tengah pandemi (setelah Juli 2020), 308 lahir sebelum (sebelum Januari 2019).

176 di antaranya lahir pada tahap awal (antara Januari 2019 dan Maret 2020).

Mereka menemukan bahwa anak-anak yang lahir selama pandemi memiliki IQ yang jauh lebih rendah daripada mereka yang lahir sebelumnya.

Baca Juga: Prediksi MU vs Leeds Malam Ini, 5 Fakta Menarik, , Prakiraan Pemain, Link Live Streaming

"Ini tidak terlihat jelas dengan cara apa pun,” penulis studi utama dan profesor penelitian pediatrik Universitas Brown Sean Deoni mengatakan kepada the Guardian tentang tren tersebut dikutip PikiranRakyat-Pangandaran.com dari nypost.com.

"Anda biasanya tidak melihat hal-hal seperti itu, di luar gangguan kognitif utama," ujarnya.

Penulis mengaitkan pola tersebut dengan anak-anak yang mengalami gangguan kognitif karena menghabiskan begitu banyak waktu di dalam dengan orang tua yang kewalahan selama setahun terakhir.

Baca Juga: Juli 2021 Diklaim Jadi Bulan Terpanas yang Tercatat di Bumi, Ini Penjelasan NOAA AS

Sementara banyak orang dewasa telah berhasil mengatasinya, begitu banyak isolasi pada titik kritis dalam kemajuan mental bayi yang kemungkinan telah menyebabkan kerusakan yang bertahan lama.

“Tidak terpapar ke dunia yang lebih luas seperti anak-anak pra-pandemi dan sebaliknya menghabiskan masa kanak-kanak mereka dengan orang dewasa yang stres telah meninggalkan mereka pada kerugian mental yang signifikan daripada rekan-rekan mereka yang sedikit lebih tua,” demikian menurut temuan yang belum ditinjau ulang yang diterbitkan Rabu.

“Orang tua stres dan letih sehingga interaksi yang biasanya didapat anak telah berkurang secara substansial,” kata Deoni.

Baca Juga: Jadwal Liga Inggris Malam Ini: MU vs Leeds, Norwich vs Liverpool, Chelsea vs Crystal Palace

Ia menambahkan bahwa kurangnya stimulasi selama pandemi telah menciptakan kemunduran yang akan sulit diatasi oleh anak-anak.

“Kemampuan untuk mengoreksi menjadi semakin kecil seiring bertambahnya usia anak.” ujarnya.

Para peneliti menyatakan anak-anak dari keluarga yang kurang aman secara finansial menjadi yang paling terdampak.

“Mungkin tidak heran jika anak-anak dari keluarga sosial ekonomi rendah paling terpengaruh karena ini beresonansi dengan banyak dampak keuangan, pekerjaan, dan kesehatan lainnya dari pandemi,” ungkap profesor kesehatan anak University College London Sir Terence Stephenson mengatakan kepada the Guardian.***

Editor: Akhmad Jauhari

Sumber: nypost.com


Tags

Artikel Rekomendasi

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x