Berkarya Seni Secara Digital Dinilai Ampuh Luapkan 'Protes' di Masa Pandemi Covid-19

- 26 Agustus 2021, 19:00 WIB
Ilustrasi. Di masa pandemi Covid-19, mengeluarkan karya seni digital dianggap ampuh dalam meluapkan protes, berikut selengkapnya.
Ilustrasi. Di masa pandemi Covid-19, mengeluarkan karya seni digital dianggap ampuh dalam meluapkan protes, berikut selengkapnya. /Pixabay/Stefan Keller

PR PANGANDARAN - Selama masa pandemi Covid-19, masyarakat mengaku kesulitan untuk berdemonstrasi.

Selain itu, masyarakat juga mengaku kesulitan untuk melakukan gerakan politik dengan turun ke jalan melalui unjuk rasa.

Sebagai bentuk kekecewaan mereka terhadap pemerintah, mereka mulai mempraktikkan aktivisme melalui karya seni.

Baca Juga: Heboh Taufik Hidayat Nyaris Disogok Tim Malaysia, Ini Alasan BWF Tutup Mulut 15 Tahun

Namun, cara tersebut dianggap menimbulkan represi dari negara, sebagaimana dikutip PikiranRakyat-Pangandaran.com melalui postingan Instagram @conversationidn pada 25 Agustus 2021.

Sebagai contoh, salah satu lukisan mural di Tangerang, Banten merupakan salah satu karya seni sebagai bentuk protes terhadap Presiden RI Jokowi.

Akibatnya, pemerintah mengimbau kepada penciptanya untuk segera menghapus lukisan mural tersebut karena dinilai telah melanggar koridor hukum, melecehkan presiden, dan tidak sesuai dengan ‘budaya ketimuran’.

Baca Juga: Aturan Drawing Liga Champions, PSG dan Barca Tak Bisa 1 Grup, Begitu Juga Chelsea dan Munchen

Berbagai poster bernuansa seni mulai tersebar di berbagai media sosial (medsos) dan telah digunakan sebagai bentuk kampanye di seluruh dunia.

Selain itu, terdapat pula koreografi tari yang ditayangkan di aplikasi TikTok yang bertujuan untuk meningkatkan kesadaran pada diri masyarakat dengan cara yang ‘seru’ dan ‘ringan’.

Di masa pandemi Covid-19, gerakan seni mereka mulai bermigrasi ke ruang seni digital untuk mengekspresikan karya seninya.

Baca Juga: Ayu Ting Ting Akui Bilqis Tahu Jejak Digital Rumah Tangganya dengan Enji Baskoro, Buka Peluang Bertemu ?

Sebagai contoh, ‘Conexion : Art and Activism in Oaxaca’ merupakan salah satu pameran karya seni digital yang telah dipopulerkan pada akhir 2020.

Pameran karya seni tersebut mengangkat isu tentang kekerasan berbasis gender, akses untuk pendidikan, keadilan migrasi, dan ketimpangan ekonomi.

Selain itu, mengekspresikan diri melalui karya seni digital juga merupakan cara yang efektif untuk mempopulerkan aktivitasnya di kalangan mahasiswa dan anak muda.

Baca Juga: Zahra Nur Didepak usai 2 Tahun Bersama JKT48, karena Foto Mesranya Tersebar?

Cara tersebut bertujuan untuk menanamkan nilai-nilai positif dalam sistem pendidikan tinggi.

Contoh lainnya adalah King’s College London yang telah mengembangkan modul berjudul ‘Seni dan Aktivisme di Era Digital’.

Modul tersebut telah digunakan oleh seluruh mahasiswa dari berbagai program studi (prodi) maupun fakultas.***

Editor: Akhmad Jauhari

Sumber: Instagram @conversationidn


Tags

Artikel Rekomendasi

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x