Obat Ini Diyakini Bisa Hentikan Kanker Payudara dan Kurangi Tingkat Kematian 42 Persen

- 21 September 2021, 14:30 WIB
Ilustrasi kanker payudara. Terdapat sebuah obat yang dikembangkan ilmuwan, obat ini diyakini bisa menghentikan kanker payudara.
Ilustrasi kanker payudara. Terdapat sebuah obat yang dikembangkan ilmuwan, obat ini diyakini bisa menghentikan kanker payudara. /Pixabay/waldryano

PR PANGANDARAN - Sebuah obat yang tengah dikembangkan diyakini dapat mengurangi kanker payudara herediter yang disebabkan oleh gen BRCA1 dan BRCA2.

Hasilnya menunjukkan bagaimana obat tersebut dapat mengurangi risiko kambuhan, kanker kedua, dan kematian sebesar 42 persen.

Dikutip Pikiran-Rakyat-Pangandaran.com dari Mirror, temuan itu begitu meyakinkan dan jelas sehingga penelitian dihentikan lebih awal setelah dua setengah tahun, yang seharusnya sepuluh tahun berdasarkan rencana.

Baca Juga: Konsumsi Minuman Manis Tingkatkan Risiko Kanker, Teliti Sebelum Nikmati

Peneliti menunjukkan 85,9 persen pasien yang diobati dengan Olaparib tetap bebas dari kanker payudara invasif dan kanker kedua dibanding dengan 77,1 persen pada plasebo.

Olaparib, yang mengeksploitasi kelemahan genetik dalam sel kanker, bisa menjadi pilihan pengobatan baru untuk membantu wanita dengan bentuk warisan kanker payudara dini yang berisiko tinggi dan bisa menyelematkan lebih banyak pasien.

“Kemitraan akademis dan industri global kami telah dapat membantu mengidentifikasi kemungkinan pengobatan baru untuk wanita dengan kanker payudara stadium awal yang memiliki mutasi pada gen BRCA1 atau BRCA2 mereka," ujar Professor Andrew Tutt, profesor onkologi di King’s College London.

Baca Juga: Kanker Paru-paru, Nasib Legenda Badminton Indonesia Verawaty Fajrin Terbaring Lemah, Butuh Bantuan

Olaparib memiliki potensi untuk digunakan sebagai tindak lanjut dari semua standar perawatan kanker payudara awal untuk mengurangi tingkat kambuhan yang mengancam jiwa dan penyebaran kanker bagi banyak pasien yang diidentifikasi melalui pengujian genetik memiliki mutasi pada gen ini.

Dia mengatakan bahwa wanita dengan kanker payudara stadium awal yang mewarisi mutasi BRCA biasanya didiagnosis pada usia yang lebih muda.

“Hingga saat ini, belum ada pengobatan yang secara khusus menargetkan mutasi ini untuk mengurangi risiko kambuhan di luar pengobatan standar yang tersedia untuk kanker payudara dini,” ujar Profesor Tutt.

Baca Juga: Peneliti Temukan Obat Baru untuk Memperlambat Pertumbuhan Kanker Usus

Studi ini, dikoordinasikan oleh Breast International Group, menunjukkan bahwa pemberian Olaparib selama satu tahun setelah kemoterapi kepada pasien dengan mutasi BRCA meningkatkan kemungkinan mereka untuk bebas dari kanker invasif atau metastasis.

“Hasil ini memperkuat bagaimana penelitian kolaboratif memperdalam pemahaman kita tentang mengobati kanker payudara dan menunjukkan nilai pengujian mutasi ini pada pasien dengan kanker payudara dini,” kata Profesor Tutt.

Olaparib bekerja menghentikan sel kanker agar tidak dapat memperbaiki DNA mereka dengan menghambat molekul yang disebut PARP yang menyebabkan sel kanker mati.

Baca Juga: Ini Kata dr. Richard Lee Soal Olive Oil yang 'Katanya' Bisa Sebabkan Kanker

Obat itu diyakini bekerja sangat baik untuk pasien dengan versi yang salah dari gen BRCA1 atau BRCA2 yang biasanya terlibat dalam sistem lain untuk memperbaiki DNA.

Sel kanker akan mati jika tidak memiliki faktor perbaikan DNA yang berfungsi baik yang melibatkan PSRP atau BRCA1 atau BRCA2.***

Editor: Akhmad Jauhari

Sumber: Mirror


Tags

Artikel Rekomendasi

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x