WHO: Bukan karena Mutasi, Virus Corona Akan Jauh Lebih Mematikan Apabila Orang-orang Menyepelekan

- 5 Juni 2020, 09:46 WIB
Ilustrasi pandemi global virus corona (Covid-19).
Ilustrasi pandemi global virus corona (Covid-19). /- Foto: Pixabay/geralt

PR PANGANDARAN - Para ilmuwan dari berbagai belahan dunia mengungkap virus corona bermutasi menjadi lebih berbahaya.

Bahkan, para ilmuwan asal Eropa sempat menemukan jenis mutasi yang paling berbahaya.

Mutasi itu disebutkan akan menimbulkan ancaman baru bagi manusia.

Baca Juga: Dokter Terkejut, Wanita Hamil 3,5 Bulan Meninggal dengan Tragis Usai Kejang-kejang di Lantai

Seakan menepis semua hasil temuan para ilmuwan di masa lampau, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengatakan bahwa virus corona tidak bermutasi menjadi lebih berbahaya.

Seperti yang diberitakan PikiranRakyat-Tasikmalaya.com dengan judul Para Ahli Sebut Corona Alami Mutasi, WHO: Virus tersebut Tak Bermutasi Menjadi Lebih Berbahaya, ada perubahan dari virus namun tidak berbahaya.

Ahli epidemiologi penyakit menular WHO, Dr. Maria Van Kerkhove menyatakan bahwa beberapa pejabat kesehatan khawatir sejak awal.

Baca Juga: Potret Matahari yang Luar Biasa: Keriuhan Bintang dan Letusan Permukaan Ditangkap Teleskop Lund 152

“Ada perubahan normal pada virus ini yang orang harapkan dari waktu ke waktu,” ujarnya.

Ia merujuk pada cara di mana virus RNA seperti flu dan virus corona bermutasi.

"Sejauh ini tidak ada perubahan yang mengindikasikan bahwa virus itu sendiri berubah dalam hal kemampuannya untuk menularkan atau menyebabkan penyakit yang lebih parah," ujar Maria.

Baca Juga: Pijaki Trending 1 dalam Waktu yang Lama, Netizen Kaget Video Klip 'Kekeyi Bukan Boneka' Dihapus

Tapi Covid-19 terus menghancurkan dunia, dengan wabah sekarang pindah ke negara-negara miskin seperti Meksiko dan Brasil setelah menghancurkan negara-negara kaya seperti Italia dan Amerika Serikat.

Van Kerkhove mengatakan bahkan penerapamn Lockdown dan upaya jaga jarak masih bisa menimbulkan ancaman yang signifikan, memperingatkan bahwa pandemi itu masih jauh dari kataa 'selesai'.

“Orang menjadi lelah. Sangat sulit untuk mempertahankan semua langkah ini dan kita harus tetap kuat dan waspada, dengan menuruti pemerintah yang sepenuhnya terlibat dan orang-orang yang terlibat penuh ketika Lockdown diterapkan," tambahnya.

Baca Juga: Seorang Mahasiswa Tega Membunuh Keluarganya dengan Busur Panah, Dua Orang Dinyatakan Tewas

Van Kerkove memperingatkan bahwa wabah dapat memaksa kembalinya kuncian yang tidak menyenangkan dan menimbulkan dampak ekonomi yang buruk.

"Dalam beberapa situasi, langkah-langkah kesehatan masyarakat dan langkah-langkah sosial, mungkin perlu diperkenalkan kembali dan itu mungkin membuat orang frustasi, dan harus benar-benar dapat dimengerti," lanjutnya.

Virus akan lebih berbahaya saat orang-orang menjadi puas diri dan meremehkannya.

Baca Juga: Diduga Kena Sindir Raul Lemos 'Patuhi Orang Tua', Netizen Ramai Dukung Aurel dan Azriel Hermansyah

Di AS, protes nasional seputar kematian George Floyd telah melanggar aturan jarak sosial dengan menciptakan kerumunan besar yang berkumpul di kota-kota.

Sementara protes telah membawa kekhawatiran akan lonjakan kasus Covid-19 dalam beberapa minggu mendatang.***

Editor: Ayunda Lintang Pratiwi

Sumber: Pikiran Rakyat Tasikmalaya


Tags

Artikel Rekomendasi

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x