Penggunaan gas air mata untuk membubarkan massa akan mendorong orang-orang atau para demonstran menyentuh wajah.
Baca Juga: Jadi Pasien Covid-19 yang Berhasil Sembuh dalam Waktu Singkat, Risha: Bersyukur Bikin Semangat
Selain itu, gas air mata juga akan membuat orang jadi batuk-batuk, semakin mengiritasi saluran pernapasan.
"Gas air mata didesain untuk membuat orang batuk-batuk. Sehingga virus bisa mudah menyebar lewat percikan liur yang keluar," kat Dr Peter seperti dikutip dari Huffington Post, Sabtu, 6 Juni 2020.
Sementara itu, para ahli memberi catatan mereka untuk mundukung aksi protes anti-rasisme yang dipicu kematian George Floyd.
Baca Juga: Ribuan Mayat Pasien Covid-19 Dikabarkan Bergeletakan di Jalan dan Gedung Pakistan, Cek Kebenarnya
Namun demikian ada kekhawatiran timbulnya kasus 'super-spreader' bila orang-orang berkumpul tanpa memperhatikan protokol kesehatan.
Dr Peter menyarankan bagi yang turun dalam aksi protes untuk menjaga jarak dengan orang lain, memakai masker, dan sediakan hand sanitizer.
Sementara polisi tidak menggunakan gas air mata dan menahan demonstran di ruangan yang sempit berdesakan.***
Artikel Rekomendasi