PR PANGANDARAN - Demam Berdarah Dengue (DBD) tengah menjadi ancaman penyakit baru saat merebaknya pandemi virus corona atau Covid-19.
Beberapa daerah di Jawa Barat berlomba-lomba melaporkan angka peningkatan kasus DBD setiap harinya, seperti yang terjadi di Tasikmalaya, lebih dari 500 orang telah terjangkit virus dengue yang disebabkan nyamuk Aedes aegepty.
Menindaklanjuti hal ini, para praktisi kesehatan mulai memberikan sejumlah edukasi bagi masyarakat terkait ancaman DBD.
Baca Juga: Detik-detik Penggerebekan Markas Jhon Kei, Suara Tembakan Senjata hingga 24 Komplotan Tertangkap
Seperti yang dilakukan dr. Mulya Rahma Karyanti, seorang ahli infeksi dan pediatri tropik dari Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM).
Dalam siaran diskusi daring bersama BNPB yang dikutip PikiranRakyat-Pangandaran.com bertajuk 'Ancaman Demam Berdarah di Masa Pandemi' pada Senin, 22 Juni 2020, ia membahas tentang tujuh tanda bahaya penyakit DBD.
Tanda pertama, muncul di hari ketiga, yakni sakit perut.
Baca Juga: Didi Riyadi Datangi Rumah Ayu Ting Ting Tengah Malam, Bella Saphira Sindir Halus Bawa-bawa Centong
Tanda kedua, penderita akan merasa lemas bahkan berefek pada pendarahan spontan, pembesaran hati, penumpukan cairan hingga penurunan trombosit dibawah 100 ribu.
Tanda ketiga atau fase ketiga, kebocoran pembuluh darah. Apabila itu terjadi maka aliran darah ke otak otomatis juga berkurang sehingga orang tersebut cenderung selalu ingin tidur.
Artikel Rekomendasi