PR PANGANDARAN - Punya hutang bahkan hingga terlilit adalah masa-masa sulit bagi seseorang. Perasaan kalut berujung depresi akan meliputi kehidupannya setiap hari.
Tempat berlabuh dan mengadu pada akhirnya hanya kepada sang pencipta, Allah Swt. Kendati demikian kewajiban akan melunasi hutang telah diajarkan Rasulullah saw.
Oleh karena itu, seberat apapun hutang, sebanyak apapun besarannya, kita memiliki tanggungjawab untuk segera menyelesaikannya.
Baca Juga: Ternyata Ini Alasan Orang Tua Selebgram Anastasia Tropitsel yang Tewas di Bali Salahkan Kekasihnya
Sebagaimana yang telah dijelaskan dalam HR. Ibnu Majah:
مَنْ مَاتَ وَعَلَيْهِ دِينَارٌ أَوْ دِرْهَمٌ قُضِىَ مِنْ حَسَنَاتِهِ لَيْسَ ثَمَّ دِينَارٌ وَلاَ دِرْهَمٌ
“Barangsiapa yang mati dalam keadaan masih memiliki hutang satu dinar atau satu dirham, maka hutang tersebut akan dilunasi dengan kebaikannya (di hari kiamat nanti) karena di sana (di akhirat) tidak ada lagi dinar dan dirham” (HR. Ibnu Majah; shahih).
Islam mengajarkan kepada kita selain untuk berusaha menyelesaikan hutang juga berharap memohon pertolongan Allah SWT, berserah diri kepada-Nya.
Baca Juga: Bak Burung Terjebak di Sangkar, Produser Kaya Raya Ini Nekat Loncat dari Lantai 27 saat Karantina
Islam memberikan tuntunan berupa doa agar kita istiqomah mengamalkannya agar hutang yang kita miliki segera lunas. Diantara amalan itu adalah:
Artikel Rekomendasi