Kasus Bunuh Diri Meningkat Pesat Gegara Pandemi Covid-19, Jepang Beri Peringatan pada Dunia, Apa?

- 3 Desember 2020, 08:01 WIB
Bendera Jepang.
Bendera Jepang. /Pixabay.com/jorono

PR PANGANDARAN – Munculnya pandemi Covid-19 mempunyai dampak yang sangat besar pada kehidupan tak hanya merusak perekonomian tapi juga dari segi mental.

Koki Ozora, pendiri layanan konseling online di Jepang untuk wanita muda telah mengatakan jika pihaknya mendapat banyak pesan dari orang-orang yang ingin bunuh diri.

Dikutip dari CBS News, sebelum ada pandemi korban bunuh diri paling banyak di Jepang adalah pria dengan jumlah dua pertiga dari 2.158 kematian menurut statistik Kementerian Kesehatan.

Baca Juga: Pertama di Dunia, Inggris Setujui Penggunaan Vaksin Pfizer untuk Covid-19

Namun, meski kasus bunuh diri pria meningkat lebih dari 20 persen, tingkat kasus bunuh diri wanita melonjak lebih dari 80 persen sejak Agustus.

Psikiater Tokyo Chiyoko Uchida mengatakan jika banyak klien wanitanya yang merasa tertekan karena pandemi Covid-19.

Wanita muda yang menghabiskan waktunya dengan bekerja merasa dirugikan oleh pemutusan hubungan kerja dan penutupan kantor akibat pandemi di Jepang.

Baca Juga: Mantan Peserta 'Produce 101' Ungkap Kecurangan Selama Acara, Go Yujin: Mereka Tidak Tertarik Padaku

Berdasarkan survei yang dilakukan oleh Profesor Michiko Ueda dari Universitas Waseda Tokyo, sepertiga wanita di bawah 40 tahun melaporkan telah kehilangan pekerjaan dan pendapatan secara signifikan, dibandingkan 18 persen rekan kerja pria mereka.

Ozora, pendiri Anata no Ibasho menawarkan konseling gratis melalui pesan teks dengan target klien pada remaja usia 20-an.

“Alasan terbesar adalah perempuan kehilangan pekerjaan dan tidak tahu bagaimana menghidupi diri mereka sendiri dan keluarga mereka,” ujarnya dikutip oleh PikiranRakyat-Pangandaran.com.

Baca Juga: Sempat Viral Kucing Berhijab, Media Asing Soroti Pro dan Kontra Pakaian untuk Hewan

Bahkan bagi mereka yang masih bekerja, bekerja di rumah dalam waktu lama mempunyai dampak yang besar pada kesehatan mental.

“Sementara beberapa orang yang bekerja dari rumah ada kerugian. Tidak berada di kantor berarti tidak memiliki seseorang yang dekat dengan kita untuk melampiaskan emosi,” ujar Uchida seorang psikiater Tokyo.

Selain itu, bekerja dari jarak jauh juga membuat karyawan lebih sulit mendapatkan bimbingan dari atasan.***

Editor: Nur Annisa

Sumber: CBS News


Tags

Artikel Rekomendasi

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x