PR PANGANDARAN - Lebih dari dua juta orang kini telah kehilangan nyawa karena pandemi Covid-19 di seluruh dunia, dengan ketua Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) António Guterres meratapi dampak 'virus ganas'.
“Dunia kita telah mencapai tonggak yang menyayat hati,” kata politisi Portugis mengumumkan pada hari Jumat dalam sebuah video yang menandai momen tersebut.
“Di balik jumlah yang mengejutkan ini adalah nama dan wajah: senyuman yang kini hanya tinggal kenangan, kursi yang selalu kosong di meja makan, ruangan yang bergema dengan kesunyian orang yang dicintai,” tambahnya, menyerukan solidaritas global yang lebih besar untuk mendanai vaksinasi upaya dan mendesak warga untuk tetap berpegang pada tindakan penahanan seperti jarak fisik dan masker.
Baca Juga: Menolak Vaksin Hak Setiap Manusia, Robby Purba: tapi Bagi Saya Egois dan Tak Bertanggungjawab
Data dari Universitas Johns Hopkins menunjukkan pencapaian Covid terbaru dicapai pada hari Jumat, dengan rata-rata 11.900 kematian harian dicatat tahun ini, menurut Reuters. Itu berarti seseorang saat ini sekarat setiap delapan detik karena Covid.
Jumlah kematian global mencapai satu juta pada akhir September, sembilan bulan setelah virus korona baru pertama kali terdeteksi di kota Wuhan di China.
Yang mengganggu, hanya butuh lebih dari tiga bulan untuk mencapai angka itu dua kali lipat, dengan beberapa negara yang terkena dampak paling parah termasuk AS (Amerika Serikat), Brasil, Meksiko, dan Inggris saat ini menyaksikan lonjakan infeksi dan kematian.
Baca Juga: Syekh Ali Jaber Sempat Berikan Jubah Penjaga Makam Rasulullah ke Raffi, Mama Amy: Saksi Kebaikanmu
“Apa yang tidak pernah terlihat adalah bahwa begitu banyak kematian terjadi di negara-negara terkaya di dunia,” kata Dr Bharat Pankhania, ahli penyakit menular di Universitas Exeter, kepada Associated Press.
Artikel Rekomendasi