Rilis Film Dokumenter Muslim Uighur, Gambarkan Perhatian Tiongkok terhadap Hak Asasi Manusia

- 27 Maret 2021, 13:10 WIB
 Foto ilustrasi muslim Uighur di China. /Pexels/Marc Curtis
Foto ilustrasi muslim Uighur di China. /Pexels/Marc Curtis /

PR PANGANDARAN - Pemerintah Tiongkok kembali merilis sebuah film dokumenter tentang keadaan Muslim Uighur saat ini.

Film dokumenter yang keempat ini menggambarkan tentang perang anti-terorisme di daerah otonomi Muslim Uighur Xinjiang.

Dikutip PikiranRakyat-Pangandaran.com dari Global Times, seorang peneliti di China Institute of Contemporary International Relations dan pakar kontra-terorisme, Li Wei mengatakan bahwa upaya anti-terorisme dan deradikalisasi kepada Muslim Uighur di Xinjiang telah dilakukan dengan lebih lancar setelah tindakan keras terhadap orang 'bermuka dua'.

Baca Juga: Tampilkan Citra Harmonis dalam Medsos, Ibu Bams Samsons DIusir oleh Hotma Sitompul, Ini Kronologi Lengkapnya

Film dokumenter terbaru ini berdurasi sekitar 56 menit. Mirip dengan tiga film dokumenter sebelumnya, film ini berbahasa mandarin dan Inggris.

Film dokumenter tersebut menyoroti legitimasi dan perlunya upaya anti-terorisme dan deradikalisasi, yang merupakan serangan balik yang kuat terhadap fitnah pasukan anti-Tiongkok di Barat.

Menurut Li Wei, tindakan anti-terorisme Tiongkok lebih memperhatikan perlindungan hak asasi manusia dibandingkan negara-negara Barat.

"Dibandingkan dengan tindakan anti-terorisme yang diambil oleh negara-negara Barat, tindakan anti-terorisme Tiongkok lebih memperhatikan perlindungan hak asasi manusia," ungkapnya.

Baca Juga: Diblokir Permanen dari Twitter, Donald Trump Akui Lebih Suka 'Siaran Pers' dan Berniat Buat Platform Sendiri

Li Wei menyebut Amerika Serikat cenderung langsung membunuh teroris ketika menemukannya.

"Barat yang dipimpin AS cenderung membunuh teroris segera setelah mereka menemukannya, tanpa mengambil tindakan efektif untuk itu," ungkap Li Wei.

Li Wei mengatakan, tindakan deradikalisasi Tiongkok telah menarik banyak orang kembali dari ambang terorisme.

Baca Juga: Sengketa Kapas Xinjiang dan Eksploitasi Uighur, Mulai dari Nike Hingga Hugo Boss Dicap Munafik

Peneliti itu pun yakin bahwa praktik antiterorisme Tiongkok dapat dijadikan acuan bagi beberapa negara yang masih menderita terorisme.

"Adapun negara-negara Barat dengan prasangka buruk terhadap China, Anda tidak akan pernah membangunkan mereka karena mereka berpura-pura tidur," pungkas Li wei.***

Editor: Khairunnisa Fauzatul A

Sumber: Global Times


Tags

Artikel Rekomendasi

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x