PR PANGANDARAN - Jika mengingat tahun 2017 adalah tahun terkelam bagi etnis Rohingya di Myanmar yang berusaha 'dimatikan' oleh militer negara itu, sehingga banyak dari mereka yang melarikan diri ke negara-negara tetangga.
Salah satu yang melarikan diri itu adalah Zoora, keturunan etnis Rohingya yang masih bocah 12 tahun yang tiba di kamp pengungsi Kutupalong di Bangladesh, padahal daerah itu banyak pedagang seks berkeliaran bebas.
Zoora pun berbagi kisah luar biasa mereka di Podcast Sky News 'War Child' untuk menceritakan pengalaman sebagai bocah 12 tahun keturunan etnis Rohingya yang melarikan diri dari siksaan militer Myanmar.
"Dia adalah gadis yang tidak pernah saya lupakan, yang pertama kali saya temui pada tahun 2017 di kamp pengungsi Kutupalong di Bangladesh," ungkap Aish Joshi, seorang jurnalis Sky News yang menemukan Zoora saat tengah meliput di Bangladesh.
"Anak-anak Rohingya seperti Zoora telah melihat hal-hal yang tidak boleh dilihat oleh anak-anak. Dia selamat dari pembantaian di Tula Toli di mana ratusan orang dibantai," jelasnya
Lebih detailnya, bocah 12 tahun itu menyaksikan orang tuanya dibunuh di tangan tentara Myanmar.
Sedangkan Zoora secara pribadi bersedia berbagi kisahnya secara lengkap untuk pertama kalinya di podcast War Child tersebut.
"Saya ingat itu hari Rabu ketika militer datang, mereka mulai menembak... orang-orang mulai melompat ke sungai dan saya juga melompat," ungkap Zoora berusaha mengingat kenangan kelam itu lagi.
Artikel Rekomendasi