Atas Krisis Listrik, China Akan Tingkatkan Produksi Batu Bara secara Besar-Besaran

- 10 Oktober 2021, 08:30 WIB
China dikabarkan akan meningkatkan produksi batu bara secara besar-besaran demi bisa mengatasi krisis listrik.
China dikabarkan akan meningkatkan produksi batu bara secara besar-besaran demi bisa mengatasi krisis listrik. /Pixabay/Denny Franzkowiak

PR PANGANDARAN - Pejabat China telah memerintahkan lebih dari 70 tambang di Mongolia,untuk meningkatkan produksi batu bara hampir 100 juta ton saat negara itu berjuang melawan krisis listrik dan kekurangan batu bara terburuk dalam beberapa tahun.

Pihak berwenang menghadapi rekor harga tinggi dan kekurangan listrik yang telah mendorong penjatahan listrik di seluruh negeri dan melumpuhkan hasil industri.

Dikutip Pikiran-Rakyat-Pangandaran.com dari The Independent, peningkatan yang diusulkan akan mencapai hampir 3 persen dari total konsumsi batu bara termal China.

Baca Juga: India Khawatir soal Batu Bara yang Mulai Menipis, Diprediksi Akan Alami Krisis seperti China

Dalam pemberitahuan mendesak pada 7 Oktober 2021, Departemen Energi Regional Mongolia meminta Kota Wuhai, Ordos, dan Hulunbuir, serta Liga Xilingol atau prefektur, untuk memberi tahu pada 72 tambang bahwa mereka dapat segera beroperasi pada kapasitas yang lebih tinggi yang sudah ditentukan asalkan mereka memastikan produksi yang aman.

Seorang pejabat di biro energi kawasan itu mengonfirmasi pemberitahuan itu, tetapi menolak mengatakan berapa lama peningkatan produksi akan berlangsung.

Pemberitahuan itu menyusul pertemuan pada hari yang sama saat otoritas regional memetakan langkah-langkah untuk pasokan energi musim dingin sebagai tanggapan atas mandat dari Dewan Negara atau Kabinet China.

Baca Juga: Sebelum Pandemi Terjadi, China Beli Peralatan Tes Covid-19 Dalam Jumlah Banyak?

“Satuan tugas batu bara akan mendesak para penambang untuk meningkatkan produksi tanpa kompromi, sementara tim tugas tenaga listrik harus memiliki jaminan perusahaan pembangkit untuk memenuhi permintaan listrik dan pemanas musim dingin,” demikian kata surat kabar setempat.

72 tambang yang terdaftar oleh Biro Energi Mongolia, yang sebagian besar merupakan tambang terbuka, sebelumnya memiliki kapasitas tahunan resmi sebesar 178,45 juta ton.

“Ini akan membantu mengurangi kekurangan batu bara, tetapi tidak dapat menghilangkan masalah ini,” kata Lara Dong, direktur senior IHS Markit.

Baca Juga: China Tunjuk Gubernur Baru untuk Xinjiang, Satu-satunya Anggota Partai Komunis Uighur dengan Posisi Tertinggi

“Pemerintah masih perlu menerapkan penjatahan listrik untuk memastikan keseimbangan pasar batu bara dan listrik selama musim dingin,” ujarnya.

Mongolia Dalam, wilayah penghasil batu bara terbesar kedua di China, menghasilkan lebih dari 1 miliar ton pada tahun 2020 dan menyumbang lebih dari seperempat dari total nasional.

Provinsi tetangga, Shanxi, wilayah penghasil batu bara terbesar di China, harus menutup 27 tambang batu bara minggu ini karena banjir.

Baca Juga: Kepala Perubahan Iklim PBB Patricia Espinosa Sebut China Tak Mungkin Pindahkan Target Emisi

Sementara itu, permintaan batu bara meningkat karena timur laut China telah memulai memasuki musim dingin, dengan pembangkit listrik utama memiliki persediaan sekitar 10 hari penggunaan, yang turun lebih dari 20 hari pada tahun lalu.

Karena harga batu bara terus meningkat, lebih banyak pembangkit listrik yang neraca keuangannya jatuh ke zona merah dan bahkan terancam ditutup.***

Editor: Akhmad Jauhari

Sumber: Independent


Tags

Artikel Rekomendasi

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x