PR PANGANDARAN - Tim pakar kesehatan masyarakat Amerika Serikat sedang dirundung kekhawatiran berkepanjangan usai melihat fenomena kerusuhan meletus di tengah ancaman Covid-19.
Para demonstran memadati jalan-jalan di seluruh Amerika dengan tujuan mengecam perilaku pembunuhan George Floyd sebagai bentuk rasisme.
Selain itu, para pakar kesehatan juga menyoroti perilaku warga yang seakan-akan tak mengindahkan anjuran WHO untuk mengenakan masker ketika ke luar rumah.
Baca Juga: Jokowi Dikabarkan Terperosok Turun Kelas karena Tiongkok, Dulu VVIP Kini Jadi Ekonomi, Cek Faktanya
Mengingat, angka infeksi Covid-19 di Amerika Serikat telah mencapai lebih dari 1 juta penduduk, per 4 Juni 2020.
Namun, aksi demonstrasi ini justru pecah di wilayah-wilayah AS yang melaporkan kasus infeksi cukup tinggi.
Seperti yang pernah diberitakan Pikiran-rakyat.com dengan judul Amerika Serikat Was-was, Aksi Protes George Floyd Bisa Berujung Transmisi Baru Wabah Virus Corona, pakar kesehatan membenarkan bahwa potensi transmisi Covid-19 akan cukup tinggi dengan adanya aksi tersebut.
Baca Juga: Rahasia Terdalam Tiongkok, dari 10 Juta Warga Tes Covid-19 Selama 2 Minggu, Hanya 300 Orang Positif
"Sebagai sebuah bangsa, kita harus khawatir tentang re-bound," tutur Walikota Washington Muriel Bowser memperingatkan Minggu setelah beberapa hari protes mengguncang ibukota negara.
Gubernur New York Andrew Cuomo mengeluhkan kerumunan orang, dengan mengatakan bahwa ratusan orang berpotensi terinfeksi virus corona, yang bisa menyebabkan berbulan-bulan jarak sosial di Amerika Serikat.
Artikel Rekomendasi