Network
PR PANGANDARAN - Brooks Brother, peritel pakaian pria asal Amerika Serikat telah berusia 200 tahun dan menjadi langganan Presiden AS selama 40 tahun, kini mengajukan bangkrut.
Pandemi Covid-19 melumpuhakan ekonomi dunia dalam sekejap mata, beberapa perusahaan mulai dari makanan hingga pakaian satu persatu melaporkan kebangkrutannya.
Dilaporkan CBC News dan dikutip PikiranRakyat-Pangandaran.com, Brooks Brother terpuruk sejak pandemi Covid-19 melanda AS sejak Januari 2020 lalu.
Baca Juga: Hindari Penangkapan, Seorang Walikota Tidur di Peti Mati Berpura-pura Menjadi Korban Covid-19
Perlu diketahui, pengecer pakaian pria terkenal AS ini sering kali memasok jas dan celana untuk para bankir Wall Street. Namun, sejak kebijakan lockdown digaungkan pemerintah mereka terpaksa 'merumahkan' ribuan pekerja.
Sehingga, perusahaan ini tidak dapat memenuhi permintaan pasar AS. Selain itu di tengah pandemi para pekerja lebih memilih memproduksi baju dan celana olahraga dibandingkan setelan resmi kemeja dan jas.
"Meskipun pandemi telah sangat mengikis prospek bisnis, Brooks Brothers telah lama menderita kegagagalan beradaptasi dengan tren yang berubah," ujar Neil Saunders, Direktur Pelaksaba Global Data Retail kepada CNN internasional.
Baca Juga: Ditindas, Disiksa hingga Dibunuh Muslim Khasmir 'Berdarah', PBB Desak India Selidiki Tanpa Memihak
Saunders mengatakan soal selera dan gaya, Brooks Brother telah 'berenang' melawan arus. Books Brother mengajukan beberapa hal terkait kebangkrutanya.
Diantaranya, mereka mengumumkan akan memecat 700 pekerja di tiga negara bagian pada Juni lalu. Perusahaan telah mengevaluasi berbagai opsi strategis, khususnya potensi penjualan.
Artikel Rekomendasi