PR PANGANDARAN - Terkait putusan Turki menyulap Hagia Sophia menjadi tempat peribadatan umat Islam ternyata menuai ragam polemik.
Beberapa negara setuju bahkan menyambutnya dengan meriah, namun lainnya menyebut keputusan Turki adalah bentuk propokasi terbuka bagi seluruh dunia beradab.
Pengubahan bekas katedral Bizantium menjadi masjid juga mendatangkan kecaman dari Yunani, seorang Menteri Kebudayaan, Lina Mendoni mengungkap bahwa nasionalisme yang diperlihatkan Presiden Turki justru membawa kemunduran enam abad lamanya.
Baca Juga: Jual Bayi Laki-laki Rp 123 Juta Ternyata Suami-Istri Ini Akui demi Belanjakan Narkoba Akibat Sakau
"Nasionalisme yang diperlihatkan oleh Presiden (Turki) (Recep Tayyip) Erdogan, menyebabkan negaranya mundur enam abad," tegas Menteri Kebudayaan Yunani, Lina Mendoni dalam sebuah pernyataan seperti dilansir kantor berita AFP, seperti dikutip PikiranRakyat-Pangandaran.com.
Pengumuman Erdogan bahwa situs Warisan Dunia UNESCO itu akan diserahkan kepada direktorat urusan agama Turki, terjadi usai pengadilan tinggi Turki mencabut status Hagia Sophia sebagai museum.
Lebih lanjut, Mendoni mengatakan putusan pengadilan itu "benar-benar menegaskan bahwa tidak ada keadilan independen" di Turki.
Baca Juga: Polisi Akhirnya Periksa Karyawan Metro TV Terkait Tewasnya Editor Yodi Prabowo
Selain Yunani, ramai kecaman datang dari berbagai negara seperti Amerika Serikat, pejabat Rusia dan gereja Ortodoks Rusia.
"Kami kecewa dengan keputusan pemerintah Turki untuk mengubah status Hagia Sophia," kata juru bicara Departemen Luar Negeri AS, Morgan Ortagus.
Artikel Rekomendasi