PR PANGANDARAN - Terkait media kenamaan Paris, Chalie Hebdo yang sengaja membuat kartun Nabi Muhammad Saw diduga sebagai bentuk balas dendam kegaduhan di masa lampau dibenarkan pemimpin redaksi.
Kendati begitu, Presiden Prancis Emmanuel Macron tidak mau berkomentar soal kasus majalah satire. Ia berdalih bahwa Prancis memiliki kebebasan pers.
Lebih dari itu, Macron mengaku kerap mengingatkan agar media tidak menjadi ujaran kebencian bagi umat beragama.
Baca Juga: Sempat Berpikir Bunuh Diri, Atta Halilintar: Alhamdulillah, di Posisi Itu Gue Punya Allah Swt
Namun, pernyataan Macron seakan menjadi kenyataan.
Puluhan ribu orang ikut ambil bagian dalam demonstrasi massal di Pakistan setelah majalah satire Prancis Charlie Hebdo menerbitkan ulang kartun Nabi Muhammad.
Kartun itu ada di dalam edisi khusus untuk menandai dimulainya persidangan atas serangan mematikan tahun 2015 silam.
Diberitakan wartaekonomi, protes di Pakistan dimulai Kamis 3 September 2020, menarik kerumunan besar Muslim untuk mengutuk parodi kartun, satire mingguan dan bahkan Prancis secara keseluruhan.
Baca Juga: Nella Kharisma Kena Teguran Hingga di Colek Lewat Instagram, Inul Daratista: Kayak Orang Ngemis
Sedangkan, pada Senin 7 September 2020, unjuk rasa besar-besaran diselenggarakan oleh Jamiat Ulma e-Islam di Peshawar, ketika partai-partai Islam berkumpul untuk mengadakan kongres di kota.
Artikel Rekomendasi