6 Bacaan Niat Puasa Ramadhan Arab dan Latin, ke 4 yang Tersingkat dan Paling Mudah Dihafal

- 1 April 2022, 17:23 WIB
6 Lafal Niat Puasa Ramadhan, ke 4 yang Tersingkat dan Paling Mudah Dihafal
6 Lafal Niat Puasa Ramadhan, ke 4 yang Tersingkat dan Paling Mudah Dihafal /PIXABAY/mohamad_hassan



PANGANDARAN TALK - 6 lafal niat puasa Ramadhan, yang ke 4 tersingkat dan Paling mudah dihafalkan.

Salah satu syarat sahnya suatu perbuatan ibadah adalah niat, karena niat merupakan salah satu rukun yang paling penting.

Puasa pun tidak akan sah jika tidak didasari dengan niat karena Allah SWT, apalagi kalau tidak berniat samasekali.

Baca Juga: Antisipasi Lupa Baca Niat Puasa, Inilah Bacaan Niat Puasa Ramadhan untuk 1 Bulan Penuh

Baca Juga: Tes Psikologi Sederhana: Amati Gambar Ini, Akan Terungkap Warna Kepribadianmu dalam Urusan CINTA

Pun demikian dalan menjalankan Puasa Ramadhan, di mana umat Islam wajib memulainya dengan niat pada malam hari sebelum shaum atau puasa itu dijalankan.

Waktu untuk menjalankan niat sangat panjang, yakni dalam rentang semenjak terbenamnya matahari sampai terbitnya fajar.

Ada beberapa pilihan lafal niat untuk ibadah puasa Ramadhan. Dikutip PangandaranTalk.com dari NU Online, ada 6 lafal niat yang bisa dibaca, seperti dijelaskan berikut:

1. نَوَيْتُ صَوْمَ غَدٍ عَنْ أَدَاءِ فَرْضِ شَهْرِ رَمَضَانَ هذِهِ السَّنَةِ لِلهِ تَعَالَى  

Nawaitu shauma ghadin ‘an adā’i fardhi syahri Ramadhāna hādzihis sanati lillāhi ta‘ālā  

Artinya,

“Aku berniat puasa esok hari demi menunaikan kewajiban bulan Ramadhan tahun ini karena Allah ta’ala.” Lafal niat di atas dikutip dari Kitab Minhajut Thalibin dan Perukunan Melayu.

Baca Juga: TES IQ: Biar Tambah Cerdas, Temukan 3 Benda Tersembunyi dalam Gambar Ini

Kata “Ramadhana” merupakan mudhaf ilaihi sehingga dibaca khafadh dengan tanda baca akhirnya berupa fathah, sedangkan kata “sanati” diakhiri dengan tanda baca kasrah sebagai tanda khafadh atau tanda jarr dengan alasan lil mujawarah. Baca Juga: Lafal dan Cara Niat Puasa Ramadhan Sebulan Penuh

2. نَوَيْتُ صَوْمَ غَدٍ عَنْ أَدَاءِ فَرْضِ شَهْرِ رَمَضَانَ هذِهِ السَّنَةَ لِلهِ تَعَالَى  

Nawaitu shauma ghadin ‘an adā’i fardhi syahri Ramadhāna hādzihis sanata lillāhi ta‘ālā  

Artinya,

“Aku berniat puasa esok hari demi menunaikan kewajiban bulan Ramadhan tahun ini karena Allah ta’ala.” Lafal niat di atas termaktub dalam Kitab Asnal Mathalib. Kata “Ramadhana” pada niat di atas menjadi mudhaf ilaihi sehingga dibaca khafadh dengan tanda fathah, sedangkan kata “sanata” diakhiri dengan fathah sebagai tanda nashab atas kezharafannya.

3. نَوَيْتُ صَوْمَ غَدٍ عَنْ أَدَاءِ فَرْضِ شَهْرِ رَمَضَانِ هذِهِ السَّنَةِ لِلهِ تَعَالَى  

Nawaitu shauma ghadin ‘an adā’i fardhi syahri Ramadhāni hādzihis sanati lillāhi ta‘ālā  

Artinya,

“Aku berniat puasa esok hari demi menunaikan kewajiban bulan Ramadhan tahun ini karena Allah ta’ala.” Lafal niat di atas dikutip dari Kitab Hasyiyatul Jamal dan Kitab Irsyadul Anam.

Kata “Ramadhani” dianggap sebagai mudhaf ilaihi yang juga menjadi mudhaf sehingga diakhiri dengan kasrah yang menjadi tanda khafadh atau tanda jarr-nya. Sementara kata “sanati” diakhiri dengan kasrah sebagai tanda khafadh atau tanda jarr atas musyar ilaih kata "hādzihi" yang menjadi mudhaf ilaihi dari "Ramadhani".   

Baca Juga: TES IQ: Seberapa Tajam Pengamatan Kamu, Hanya 5 Persen Orang yang Dapat Menemukan Wanita Muda di Gambar Ini

4. نَوَيْتُ صَوْمَ رَمَضَانَ

Nawaitu shauma Ramadhāna
Artinya, “Aku berniat puasa bulan Ramadhan.”

5. نَوَيْتُ صَوْمَ غَدٍ مِنْ/عَنْ رَمَضَانَ  

Nawaitu shauma ghadin min/'an Ramadhāna Artinya, “Aku berniat puasa esok hari pada bulan Ramadhan.”  
Lafal niat 4 dan 5 diambil dari dari Kitab I’anatut Thalibin.

6. نَوَيْتُ صَوْمَ الْغَدِ مِنْ هَذِهِ السَّنَةِ عَنْ فَرْضِ رَمَضَانَ  

Nawaitu shaumal ghadi min hādzihis sanati ‘an fardhi Ramadhāna  

Artinya,

“Aku berniat puasa esok hari pada tahun ini perihal kewajiban Ramadhan.”  Redaksi niat nomor 6 ini dikutip dari Kitab Asnal Mathalib.

Sebagian besar umat Islam di Indonesia masih menunggu keputusan pemerintah, dalam hal inio Kementerian Agama (Kemenag) RI untuk penentuan awal puasa Ramadhan 1443 H.

Sore hari ini, Jumat 1 April 2022 akan digelar Sidang Isbat yang diselenggarakan Kemenag RI, bersama banyak unsur lembaga lainnya yang terkait untuk sidang isbat tersebut.***

Editor: Fikri Mahendra

Sumber: Nuonline


Tags

Artikel Rekomendasi

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x