Lebaran Tiba, Berikut Tata Cara Shalat Idul Fitri: Arab, Latin, Beserta Terjemahannya

- 1 Mei 2022, 17:05 WIB
Lebaran Tiba, Berikut Tata Cara Shalat Idul Fitri: Arab, Latin, Beserta Terjemahannya
Lebaran Tiba, Berikut Tata Cara Shalat Idul Fitri: Arab, Latin, Beserta Terjemahannya /Twitter @TOLONews

PANGANDARAN TALK - Setiap memasuki 1 Syawal, semua umat muslim tentunya terdorong untuk melaksanakan sholat sunnah Idul Fitri.

Namun, mungkin karena jarang dilakukan, yang hanya satu atau dua kali dalam setahun, terkadang orang lupa akan bacaan atau tata cara sholat sunnah idul fitri tersebut.

Secara hukum, sholat sunnah Idul Fitri adalah sunnah muakkadah atau sangat dianjurkan, semenjak disyariatkanya pada tahun kedua hijriah.

Rasulullah SAW pun senantiasa melaksanakannya hingga beliau wafat, yang kemudian dilanjutkan oleh umatnya sampai sekarang.

Baca Juga: 20 Link Download Twibbon Terbaru, Ucapan Selamat Hari Raya Idul Fitri 1443 H dengan Bingkai Unik dan Kekinian

Secara umum syarat dan rukun shalat Idul Fitri sama sebagaimana shalat fardhu lima waktu.

Hanya saja ada beberapa tambahan tekins yang sifatnya sunnah.

Waktu shalat sunnah Idul Fitri dimulai sejak matahari terbit sampai masuk waktu shalat dhuhur.

Berbeda dari shalat sunnah Idul Adha yang waktu pelaksanaannya dianjurkan lebih awal guna memberi kesempatan luas bagi masyarakat yang hendak berkurban.

Sedangkan shalat Idul Fitri disunnahkan untuk memperlambatnya. Hal ini untuk memberi kesempatan mereka yang belum berzakat fitrah.

Berikut adalah tata cara shalat Idul Fitri sebagaimana dikutip Pangandaran Talk dari NU Online:

1. Pertama adalah niat shalat Idul Fitri di dalam hati bersamaan dengan takbiratul ihram (membaca Allâhu akbar), dan disunnahkan untuk melafalkan niat sebelumnya.

Berikut lafal niatnya,

أُصَلِّي سُنَّةً لعِيْدِ اْلفِطْرِ رَكْعَتَيْنِ (مَأْمُوْمًا/إِمَامًا) لِلّٰهِ تَعَــالَى

Ushallî sunnatan li ‘îdil fithri rak’ataini ma’mûman (jika jadi imam pakai “imaman”) lillâhi ta’âlâ

Artinya:

“Aku berniat shalat sunnah Idul Fitri dua rakaat (menjadi makmum/imam) karena Allah ta’ala.”

2. Membaca doa ifititah, kemudian disunnahkan untuk tabir sebanyak tujuh kali. Di sela-sela tiap takbir dianjurkan untuk membaca lafal berikut,

اللهُ أَكْبَرُ كَبِيرًا، وَالْحَمْدُ لِلّٰهِ كَثِيرًا، وَسُبْحَانَ اللهِ بُكْرَةً وَأَصِيلًا

Allâhu akbar kabîran, wal ḫamdulillâhi katsîran, wa subḫânallâhi bukratan wa ashîla

Artinya:

“Allah Maha Besar dengan segala kebesaran, segala puji bagi Allah dengan pujian yang banyak, Maha Suci Allah, baik waktu pagi dan petang.”

Atau bisa juga lafal ini,

سُبْحَانَ اللهِ وَالْحَمْدُ لِلّٰهِ وَلاَ إِلٰهَ إِلاَّ اللهُ وَاللهُ أَكْبَرُ

Subḫânallâhi wal ḫamdulillâhi wa lâ ilâha illallâhu wallâhu akbar

Artinya:

“Maha Suci Allah, segala puji bagi Allah, tiada tuhan selain Allah, Allah maha besar.”

Baca Juga: 10 Rekomendasi Ucapan Selamat Hari Raya Idul Fitri 2022, 1 Syawal 1443 H, Cocok untuk Medsos

3. Membaca surat Al-Fatihah.

Setelah itu disunnahkan untuk membaca surat Al-A’la, lalu dilanjut ke ruku’, sujud, duduk di antara dua sujud, dan seterusnya hingga berdiri lagi seperti shalat biasa.

4. Setelah takbir untuk berdiri rakaat kedua, disunnahkan untuk takbir sebanyak lima kali seperti takbir pada rakaat pertama.

Kemudian membaca surat Al-Fatihah dan dianjurkan membaca surat Al-Ghasiyah. Lalu lanjut ke ruku’, sujud, dan seterusnya hingga salam.

5. Selesai salam, jamaah dianjurkan untuk mendengarkan khutbah yang disampaikan khatib terlebih dulu, jangan dulu beranjak dari tempat.*

Editor: Fikri Mahendra


Tags

Artikel Rekomendasi

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x