PR PANGANDARAN – Vaksinasi yang dilakukan Presiden Joko Widodo atau Jokowi pada Rabu, 13 Januari 2021 menimbulkan perdebatan di masyarakat.
Disebutkan jika vaksin yang disuntikan kepada Presiden Jokowi dianggap gagal dan harus diulang. Untuk meluruskan kabar ini, Ketua Satuan Tugas (Satgas) Penanganan Covid-19 Pengurus Besar IDI, Profesor Zubairi Djoerban angkat bicara.
“Selain Kristen Gray, yang meresahkan lagi adalah beredarnya pesan berantai di media sosial dan WAG tentang vaksinasi @jokowi yang dianggap gagal dan harus diulang. Pertanyaan ini diajukan terus oleh jurnalis kepada saya, entah kenapa. Biar clear, berikut jawaban saya,” cuitnya di akun Twitter @ProfesorZubairi dikutip oleh PikiranRakyat-Pangandaran.com pada Selasa, 19 Januari 2021.
Selain Kristen Gray, yang meresahkan lagi adalah beredarnya pesan berantai di media sosial dan WAG tentang vaksinasi @jokowi yang dianggap gagal dan harus diulang. Pertanyaan ini diajukan terus oleh jurnalis kepada saya, entah kenapa. Biar clear, berikut jawaban saya:— Zubairi Djoerban (@ProfesorZubairi) January 18, 2021
Baca Juga: Berniat Kerja untuk Penuhi Keinginan Gempi, Gading Marten Dipinang Raffi sebagai Host di Okay Boss
Profesor Zubairi Djoerban menjelaskan awal mula kabar tersebut bisa berkembang yaitu bermula dari pesan seorang dokter di Cirebon yang menyatakan jika injeksi vaksin Sinovac seharusnya intramuskular (menembus otot) sehingga penyuntikannya harus dilakukan dengan tegak lurus atau 90 derajat.
Lalu dokter itu melanjutkan jika vaksin yang diterima Presiden Jokowi tidak menembus otot, karena tidak 90 derajat. Sehingga, vaksin tersebut dianggap tidak masuk ke dalam darah, dan hanya sampai di kulit (intrakutan) atau di bawah kulit (subkutan).
Profesor Zubairi Djoerban mengatakan jika klaim tersebut salah dan pemahaman dokter di Cirebon tersebut merujuk pada teori lama.
Baca Juga: Tak Pernah Meleset, Mbak You Ramal Kapan Pandemi Covid-19 Akan Berakhir
“Menyuntik itu tidak harus selalu tegak lurus dengan cara intramuskular. Itu pemahaman lama alias usang dan jelas sekali kepustakaannya. Bisa Anda lihat di penelitian berjudul "Mitos Injeksi Intramuskular Sudut 90 Derajat”,” ujarnya.
Artikel Rekomendasi