Media Asing Soroti Pemimpin Kelompok Militan MIT yang Tewas dalam Baku Tembak

- 19 September 2021, 17:10 WIB
Ilustrasi serangan dan penangkapan. Media asing menyoroti terbunuhnya pemimpin kelompok militan Mujahidin Indonesia Timur (MIT) dalam sebuah baku tembak.
Ilustrasi serangan dan penangkapan. Media asing menyoroti terbunuhnya pemimpin kelompok militan Mujahidin Indonesia Timur (MIT) dalam sebuah baku tembak. /Pixabay/@tprzem

PR PANGANDARAN – Pemimpin kelompok militan Mujahidin Indonesia Timur (MIT) terbunuh oleh pasukan keamanan Indonesia.

Kelompok militan ini disinyalir memiliki hubungan dengan kelompok Negara Islam.

Pemimpin kelompok militan MIT tersebut diketahui tewas dalam baku tembak di sebuah desa di Pulau Sulawesi pada Sabtu sore, 18 September 2021.

Baca Juga: Media Asing Soroti Pendidikan di Indonesia, Terancam Akibat Penutupan Sekolah di Masa Pandemi

Dikutip PikiranRakyat-Pangandaran.com dari Reuters, hal ini dikonfirmasi oleh sebuah pernyataan polisi.

Operasi gabungan dari personel militer dan polisi berhasil menewaskan pemimpin kelompok militan MIT, Ali Kalora, dalam baku tembak tersebut.

Ali Kalora menjadi pemimpin militan MIT setelah pemimpin sebelumnya, Santoso, juga terbunuh oleh pasukan keamanan pada 2016 lalu.

Baca Juga: Disorot Media Asing, Ini Tingkat Vaksinasi Covid-19 dan Keamanan Menjelang PON XX Papua 2021

Selain itu, ditemukan militan lain yang tewas dalam baku tembak tersebut. Militan tersebut diidentifikasi sebagai Jaka Ramadhan atau yang dikenal juga sebagai Ikrima.

Senapan M6, dua parang, dan bahan peledak ditemukan sebagai barang bukti lain dari aktivitas militan setelah serangan tersebut.

Pemburuan masih dilakukan untuk empat anggota kelompok militan MIT lainnnya.

Baca Juga: Media Asing Soroti Persiapan PON XX Papua 2021 di Tengah Pandemi Covid-19

Pihak berwenang meyakini bahwa MIT berada di balik pembunuhan brutal terhadap empat penduduk desa di Sulawesi Tengah pada bulan November 2020 lalu, meskipun kelompok tersebut tidak mengaku dan bertanggung jawab.

Sebelumnya, mantan pemimpin militan MIT, Santoso, pernah menjadi militan yang paling dicari di Indonesia.

Santoso merupakan salah satu militan pertama di Indonesia yang berjanji setia kepada ISIS.

Baca Juga: Sebut Ada Kejanggalan Data Indonesia Soal Angka Kematian Akibat Covid-19, Media Asing Ini Beberkan Perbedaan

Seorang analisis terorisme dari Universitas Indonesia, Ridwan Habib, menyatakan kelompok militan MIT yang berbasis di Sulawesi tidak mungkin selamat dari kematian pemimpinnya.

Meskipun begitu, Ridwan Habib menduga bahwa militan yang menjadi buron akan tetap terus memerangi pasukan keamanan Indonesia yakni TNI dan Polri.

"Bagian dari ideologi mereka adalah mencari kematian karena mereka percaya kematian akan membawa mereka ke surga. Dengan kematian pemimpin mereka, mereka juga akan mencari kematian," ucap Ridwan Habib.

Baca Juga: Disorot Media Asing, Kebakaran di Lapas Kelas I Tangerang Diduga karena Korsleting Listrik

Pada bulan lalu, polisi berhasil menangkap 53 militan yang diduga telah merencanakan untuk melakukan serangan pada hari kemerdekaan Indonesia.

Serangan militan MIT yang paling mematikan di Indonesia terjadi pada tahun 2002 di pulau wisata Bali.

Kala itu, pembom menewaskan 202 orang, dan kebanyakan dari mereka merupakan turis asing.***

Editor: Akhmad Jauhari

Sumber: Reuters


Tags

Artikel Rekomendasi

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x