10 Fakta Menarik Ketua MK Anwar Usman. Pecinta Teater dan Film yang Kini Jadi Adik Ipar Jokowi

- 26 Mei 2022, 16:17 WIB
Fakta Menarik Ketua MK Anwar Usman adik ipar Presiden Joko Widodo.
Fakta Menarik Ketua MK Anwar Usman adik ipar Presiden Joko Widodo. /YouTube/ Mahkamah Konstitusi RI



PANGANDARAN TALK - Dr. Anwar Usman, S.H., M.H., yang menjabat sebagai Ketua Mahkamah Konstitusi (MK) RI, hari ini (Kamis 26 Mei 2022) telah melangsungkan akad nikahnya dengan adik kandung dari Presiden Joko Widodo (Jokowi), Idayati.

Anwar Usman punya pandangan lurus mengenai keterpilihan dirinya menjadi Ketua MK RI, semata hanya takdir yang dipilihkan oleh Allah SWT.

Ternyata banyak hal menarik jika melihat profil serta lika liku perjalanan karir Anwar Usman, dari semenjak ia muda hingga saat ini.

1. Berdarah Asli Bima NTB

Anwar dibesarkan di Desa Rasabou, Kecamatan Bolo, Bima, Nusa Tenggara Barat (NTB). Sejak kecil Anwar terbiasa hidup dalam kemandirian.

Baca Juga: Wapres Ma'ruf Amin dan Panglim TNI Jenderal Andika Prakasa Jadi Saksi Nikah Ketua MK dengan Adik Presiden

2. Sekolah di Pendidikan Guru Agama

Selepas lulus dari SDN 03 Sila, Bima pada 1969, ia harus meninggalkan desa dan orang tuanya untuk melanjutkan pendidikan ke Sekolah Pendidikan Guru Agama Negeri (PGAN) selama 6 tahun hingga 1975.

“Selama sekitar enam tahun hidup terpisah dari orangtua, saya banyak belajar tentang disiplin dan kemandirian, karena memang sebagian hidup saya habiskan di perantauan,” ungkap Anwar Usman, dikutip Pangandaran Talk dari laman MK RI.

3. Jadi Guru Honorer

Atas restu dari kedua orang tuanya, setelah lulus dari PGAN pada 1975 Anwar memutuskan diri untuk merantau lebih jauh lagi ke Jakarta, dan mengambil kesempatan untuk menjadi guru honorer di SD Kalibaru.

Baca Juga: WOW! Video Lagu SATRU 2 Denny Caknan ft Happy Asmara Sempat Masuk 20 Besar Trending Worldwide

4. Kuliah di Fakultas Hukum

Selama menjadi guru, Anwar melanjutkan jenjang pendidikannya ke Universitas Islam Jakarta dengan memilih Fakultas Hukum, daln lulus pada tahun 1984.

Berbeda dengan teman-temannya yang mayoritas memilih jenjang pendidikan ke Institut Agama Islam Negeri (IAIN) dan Institut Keguruan dan Ilmu Pendidikan (IKIP).

"Jarang yang memilih fakultas hukum," tegas pria penggemar lagu-lagu Broeri Marantika ini.

Namun ia tidak pernah melepaskan diri dari dunia pendidikan yang menjadi basiknya, yang dibuktikan dengan mengabdikan diri sebagai Ketua Yayasan Pendidikan di tempat sekolahnya mengajar.

5. Pecinta Teater

Ada hal lain yang menarik selama Anwar Usman menjadi mahasiswa Universitas Islam Jakarta, di mana ia tertarik ke dunia panggung teater.

Anwar aktif dalam kegiatan teater di bawah asuhan Ismail Soebarjo di kelompok teater Sanggar Aksara.

6. Main Film Layar Lebar

Bahkan Anwar pun sempat diajak untuk beradu akting dalam sebuah film yang dibintangi oleh Nungki Kusumastuti, Frans Tumbuan dan Rini S. Bono, di bawah arahan sutradara ternama Ismail Soebarjo pada 1980.

Film yang diikutinya berjudul “Perempuan dalam Pasungan” yang sangat viral kala itu, terutama setelah mendapat penghargaan Piala Citra sebagai film di era tahun 1980-an.

Meski hanya mendapat peran kecil,  tetapi Anwar megaku sangat bangga dan berkesan dengan pengalaman tersebut.

“Saya hanya mendapat peran kecil, namun menjadi suatu kebanggaan bisa menjadi anak buah sutradara sehebat Bapak Ismail Soebarjo," kata Doktor lulusan Universitas Gadjah Mada (UGM) tersebut.

7. Dimarahi Ayah

Namun siapa sangka, kepuasan berakting di depan kamera ternyata sempat mengundang kesalahpahaman dengan sang ayah.

Keterlibatan Anwar dalam film "Perempuan Dalam Pasungan" tersebut ternyata diketahui oleh ayahnya, Usman A. Rahim (alm) setelah film tersebut diputar di kampung halamannya di Bima.

“Ketika film itu meledak, sampailah film itu ke Bima. Kebetulan di film itu ada adegan saya jalan berdua seorang wanita di Pasar Cikini," katanya.

Meskipun singkat, tetapi adegan itu membuat kehebohan di semua warga kampungnya, yang kemudian sampailah kabarnya ke teling sang ayah.

"Padahal di film itu saya hanya sebagai penggembira saja. Ketika Bapak saya tahu, saya dimarahi. Kata beliau, ‘Katanya ke Jakarta untuk kuliah, ini malah main film’,” kenang Anwar.

8. Teater dan Filosofi Kehidupan

Bagi Anwar, dunia teater dn film telah mengajarkan banyak hal termasuk tentang filosofi kehidupan, yang sarat akan unsur edukasi yang mengajak pada kebajikan, termasuk bagaimana bersikap dan bertutur kata.

“Mengucapkan sumpah seorang diri di hadapan Presiden SBY (Soesilo Bambang Yudhoyono), banyak teman yang khawatir. Tapi, Alhamdulillah, berkat pengalaman saya di bidang teater, saya bisa mengatasi kegugupan dan tidak demam panggung ketika harus mengucapkan lafal sumpah,” cerita Anwar.

9. Diangkat Menjadi Hakim

Setelah lulus Sarjana Hukum pada 1984, Anwar mencoba ikut tes menjadi calon hakim.  Takdir baik berpihak padanya, yang dinyatakan lulus dan diangkat menjadi Calon Hakim Pengadilan negeri Bogor pada 1985.

“Menjadi hakim, sebenarnya bukanlah cita-cita saya. Namun, ketika Allah menginginkan, di manapun saya dipercaya atau diamanahkan dalam suatu jabatan apapun, bagi saya itu menjadi lahan untuk beribadah. Insya Allah saya akan memegang dan melaksanakan amanah itu dengan sebaik-baiknya,” ungkap Anwar.

 10. Mahkamah Konstitusi

Saat bertugas di bawah lemaga Mahkamah Agung, Anwar sudah lama mengenal Hakim Konstitusi Hamdan Zoelva yang sama-sama berasal dari Bima, NTB.

Ia sering berkomunikasi dengan Hamdan Zoelva sejak menjadi Anggota Komisi II DPR, begitu pula dengan M. Akil Mochtar dan Ahmad Fadlil Sumadi, yang sama-sama bertugas di Mahkamah Agung.

Semenjak Mahkamah Konstitusi berdiri, ia tak pernah lepas mengikuti perkembangan lembaga yang dipimpin oleh Moh. Mahfud MD kala itu tersebut, sehingga tidak sulit untuk beradaptasi dengan lingkungan di MK.

“Saya langsung beradaptasi. Apalagi Pak Ketua langsung mengajak saya untuk ikut bersidang sesaat setelah saya mengucapkan sumpah di hadapan Presiden," ungkap Anwar.***

Editor: Fikri Mahendra


Tags

Artikel Rekomendasi

Terkait

Terkini

Terpopuler

Pemilu di Daerah

x