Pemerhati Budaya Sumba Ungkap Fakta di Balik Video Mengerikan yang Diduga Praktik 'Kawin Tangkap'

- 28 Juni 2020, 18:50 WIB
Ilustrasi. /Pexels
Ilustrasi. /Pexels /

Lebih lanjut, Pater juga menjelaskan bahwa saat ini, menurut dia, tradisi kawin paksa sudah jarang terjadi.

Baca Juga: Pecahkan Rekor Dunia, 10 Juta Penduduk Bumi Dinyatakan Positif Covid-19 Hanya dalam Waktu 6 Bulan

Seperti diberitakan PikiranRakyat-Pangandaran.com sebelumnya, viral di media sosial, sebuah video menunjukan seorang perempuan menangis dan berteriak digotong sejumlah pria dan dibawa masuk ke satu rumah di Kabupaten Sumba Tengah, NTT.

Selain itu, video lainnya menunjukan seorang perempuan 'diculik' oleh empat pria saat berada di satu terminal di Kota Weetabula, Kabupaten Sumba Barat Daya.

Belakangan diketahui, video itu diduga merupakan rangkaian dari tradisi 'kawin tangkap', praktik yang dianggap lazim di kalangan masyarakat Sumba, khususnya di daerah pedalaman.

Baca Juga: Iduh Adha saat Pandemi Covid-19, PP Muhammadiyah: Sebaiknya Kurban Diganti dengan Sedekah Uang

Kendati demikian, praktik itu tidak sesuai dengan adat yang sesungguhnya. Menurut Rambu kepada Antara, pada zaman dulu, ia menuturkan, orang yang menjalankan praktik kawin tangkap harus berasal dari keluarga kaya karena mahar yang harus dibayarkan ke pihak perempuan besar.

Perempuan yang akan 'ditangkap', menurut dia, juga sudah dipersiapkan, sudah didandani dengan pakaian adat lengkap, gelang gading, dan aneka perhiasan.

Pria yang akan menikahi perempuan itu pun mengenakan pakaian adat lengkap dan menunggang kuda berhias kain adat.

Baca Juga: Resmi Jadi Mualaf, Marcell Darwin Ungkap Alasan Sering Tolak Tawaran Ikut Kajian Agama Islam

Halaman:

Editor: Ayunda Lintang Pratiwi

Sumber: Permenpan RB


Tags

Artikel Rekomendasi

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x