Gempa M 5,2 Guncang Laut Banda, Hasil Analisis Tak Berpotensi Tsunami, BMKG: Info Susulan Belum Ada

- 22 September 2020, 15:13 WIB
Ilustrasi gempa bumi.
Ilustrasi gempa bumi. //PIXABAY/Tumisu/

PR PANGANDARAN – Wilayah Laut Banda diguncang gempa pada Selasa, 22 September 2020 pukul 08.19 WIB. Gempa bumi Tektonik M 5,2 di Laut Banda tidak berpotensi tsunami.

Guncangan gempa bumi ini dirasakan di Saumlaki dengan intensitas II MMI (Getaran dirasakan oleh beberapa orang, benda-benda ringan yang digantung bergoyang).

Hingga kini, belum ada laporan dampak kerusakan yang ditimbulkan akibat gempabumi tersebut.

Baca Juga: NU dan Muhammadiyah Ajak Jokowi Tunda Pilkada 2020: Demi Umat, Agar tak Jadi Korban Ganasnya Corona

Dengan memperhatikan lokasi episenter dan kedalaman hiposenternya, gempabumi yang terjadi merupakan jenis gempabumi menengah akibat adanya aktivitas subduksi Laut Banda. Hasil analisis mekanisme sumber menunjukkan bahwa gempabumi memiliki mekanisme sesar naik (Thrust Fault).

Dilansir dari laman resmi Instagram Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) @infobmkg hasil analisis menunjukkan gempabumi ini memiliki parameter update dengan magnitudo M=5,1. Episenter gempabumi terletak pada koordinat 7,01 LS dan 129,52 BT atau tepatnya berlokasi di laut pada jarak 225 km arah Barat Laut Maluku Tenggara Barat, Maluku pada kedalaman 198 km.

 
 
 
Lihat postingan ini di Instagram
 
 

*Gempabumi Tektonik M 5,2 di Laut Banda, Tidak Berpotensi Tsunami* *Kejadian dan Parameter Gempabumi* Hari Selasa, 22 September 2020 pukul 08.19.07 WIB wilayah Laut Banda diguncang gempa tektonik. Hasil analisis BMKG menunjukkan gempabumi ini memiliki parameter update dengan magnitudo M=5,1. Episenter gempabumi terletak pada koordinat 7,01 LS dan 129,52 BT atau tepatnya berlokasi di laut pada jarak 225 km arah Barat Laut Maluku Tenggara Barat, Maluku pada kedalaman 198 km. *Jenis dan Mekanisme Gempabumi* Dengan memperhatikan lokasi episenter dan kedalaman hiposenternya, gempabumi yang terjadi merupakan jenis gempabumi menengah akibat adanya aktivitas subduksi Laut Banda. Hasil analisis mekanisme sumber menunjukkan bahwa gempabumi memiliki mekanisme sesar naik (Thrust Fault). *Dampak Gempabumi* Guncangan gempabumi ini dirasakan di Saumlaki dengan intensitas II MMI *(Getaran dirasakan oleh beberapa orang, benda-benda ringan yang digantung bergoyang).* Hingga saat ini belum ada laporan dampak kerusakan yang ditimbulkan akibat gempabumi tersebut. Hasil pemodelan menunjukkan bahwa gempabumi ini TIDAK BERPOTENSI TSUNAMI. *Gempabumi Susulan* Hingga pukul 09.00 WIB, Hasil monitoring BMKG belum menunjukkan adanya aktivitas gempabumi susulan (aftershock). *Rekomendasi* Kepada masyarakat diimbau agar tetap tenang dan tidak terpengaruh oleh isu yang tidak dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya. Agar menghindari dari bangunan yang retak atau rusak diakibatkan oleh gempa. Periksa dan pastikan bangunan tempat tinggal anda cukup tahan gempa, ataupun tidak ada kerusakan akibat getaran gempa yang membahayakan kestabilan bangunan sebelum anda kembali ke dalam rumah. Pastikan informasi resmi hanya bersumber dari BMKG yang disebarkan melalui kanal komunikasi resmi yang telah terverifikasi (Instagram/Twitter @infoBMKG), website (https://www.bmkg.go.id atau inatews.bmkg.go.id), atau melalui Mobile Apps (IOS dan Android): wrs-bmkg atau infobmkg..* Jakarta, 22 September 2020 Kepala Pusat Gempabumi dan Tsunami BMKG RAHMAT TRIYONO, S.T., Dipl.Seis., M.Sc

Sebuah kiriman dibagikan oleh BMKG (@infobmkg) pada


Hingga pukul 09.00 WIB, Hasil monitoring BMKG belum menunjukkan adanya aktivitas gempabumi susulan.

Baca Juga: Kabar Jokowi dan BTS Jadi Pembicara Sidang Umum PBB ke-75 Bikin Geger Warganet, Ini Penjelasannya

Halaman:

Editor: Ayunda Lintang Pratiwi

Sumber: BMKG


Tags

Artikel Rekomendasi

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x