Tim Senam Wanita Jerman Pilih Kostum Senam Tertutup di Olimpiade Tokyo 2020

26 Juli 2021, 10:45 WIB
Pesenam Jerman Sarah Voss beraksi di babak kualifikasi kategori lantai Olimpiade Tokyo di Ariake Gymnastics Centre, Tokyo, Jepang, Minggu 25 Juli 2021. /ANTARA/REUTERS/Dylan Martinez

PR PANGANDARAN - Dalam menjalani kualifikasi di Olimpiade Tokyo 2020 tim senam wanita Jerman lebih memilih mengenakan kostum seluruh tubuh (tertutup) pada Minggu, 25 Juli 2021.

Momen Olimpiade Tokyo 2020 menjadi suatu langkah kampanye kebebasan memilih serta mendorong para wanita untuk mengenakan apa saja yang membuat mereka merasa nyaman.

Saat menjalani kualifikasi di Olimpiade Tokyo 2020 tim senam wanita yang mengenakan kostum tertutup yakni Sarah Voss, Pauline Schaefer-Betz, Elisabeth Seitz dan Kim Bui.

Baca Juga: SEDANG BERLANGSUNG Simak Jadwal Tayang Olimpiade Tokyo 2020 Semua Cabor, Ada Badminton hingga Surfing

Dilansir dari Antara News, pada Senin, 26 Juli 2021, bahwa dalam bertanding mereka mengenakan balutan unitard merah putih yang merupakan kombinasi dari leotard dan legging hingga mata kaki.

Sebelumnya, tim senam wanita dalam latihan pada hari Kamis mengenakan pakaian serupa dan mereka mengatakan akan memakai kembali dalam kompetisi.

Menurut Sarah Voss atlit senam berusia 21 tahun tersebut mengatakan bahwa tim telah berdiskusi untuk pilihan pakaian mereka sebelum pertandingan pada hari Minggu, dan menetapkan unitard.

Baca Juga: Jadwal TV Hari Ini Senin 26 Juli 2021: TVRI, ANTV, MNCTV, dan GTV, Ada Olimpiade Tokyo dan Jurassic World

"Ketika Anda tumbuh sebagai seorang wanita, cukup sulit untuk membiasakan diri dengan tubuh baru Anda," kata Sarah Voss, dikutip PikiranRakyat-Pangandaran.com dari Reuters, pada Senin, 26 Juli 2021.

Ia melanjutkan bahwa ingin setiap wanita dapat mengenakan apa pun yang diinginkannya apakah itu leotard panjang atau pun pendek.

"Kami ingin memastikan semua orang merasa nyaman dan kami menunjukkan kepada semua orang bahwa mereka dapat mengenakan apa pun yang mereka inginkan dan terlihat luar biasa, merasa luar biasa, apakah itu dalam triko panjang atau pendek," lanjut Voss.

Baca Juga: Kakak Kandung Luna Maya, Tipi Jabrik Curi Perhatian Netizen Saat Tampil di Olimpiade Tokyo 2020

Voss mengatakan bahwa tim yang mengenakan setelan tertutup di kejuaraan Eropa pada bulan April lalu, adalah sebuah langkah yang bertujuan untuk melawan seksualisasi dalam olahraga dan sangat ingin tren ini berlanjut.

"Kami ingin menjadi panutan dalam hal apapun, untuk membuat semua orang memiliki keberanian untuk mengikuti kami," kata Voss.

Keputusan tim Jerman untuk mengenakan pakaian unitard membuat mereka mendapat pujian dari sesama pesaing di Olimpiade Tokyo 2020, seperti yang dikatakan pesenam Norwegia Julie Erichsen.

Baca Juga: Ricco Nangis Sambil Ungkap Perilaku Ibunda Amanda Manopo Sebelum Meninggal: Gua Udah Feeling...

"Saya pikir sangat keren bahwa mereka memiliki nyali untuk berdiri di arena yang begitu besar dan menunjukkan kepada gadis-gadis dari seluruh dunia bahwa Anda dapat mengenakan apa pun yang Anda inginkan," kata Julie Erichsen.

Sebelumnya, dalam beberapa tahun terakhir olahraga senam ini telah diguncang oleh kasus pelecehan seksual dan fisik. Sehingga mendorong pengenalan protokol keselamatan baru untuk melindungi atlet.

Bagi atlet senam wanita, pakaian kompetisi standar yakni triko/letotard merupakan pakaian lengan panjang, setengah panjang dan tanpa lengan juga diperbolehkan.

Pakaian yang menutupi kaki diizinkan dalam kompetisi internasional tetapi sampai saat ini pakaian tersebut telah dipakai hampir secara eksklusif untuk alasan agama.***

Editor: Imas Solihah

Sumber: ANTARA

Tags

Terkini

Terpopuler