Bertanding di Tengah Cuaca Panas Jepang, Petenis Medvedev Curhat: Kalau Saya Mati, Siapa Tanggung Jawab!

- 29 Juli 2021, 11:10 WIB
Seorang petenis peringkat 2 dunia, Daniil Medvedev curhat saat bertanding di tengah cuaca panas Jepang, begini katanya.
Seorang petenis peringkat 2 dunia, Daniil Medvedev curhat saat bertanding di tengah cuaca panas Jepang, begini katanya. /Reuters

PR PANGANDARAN - Olimpiade Tokyo 2020 berlangsung di tengah musim panas yang dihadapi penduduk Jepang, tetapi ternyata petenis peringkat 2 dunia, Daniil Medvedev pun mengaku frustasi dengan cuaca itu, meski ia tetap bertanding tiga set untuk mengalahkan petenis Italia Fabio Fognini.

Mengaku dibiarkan frustrasi menghadapi cuaca panas selama pertandingan Olimpiade Tokyo 2020, petenis Daniil Medvedev sampai bertanya kepada wasit siapa yang akan bertanggung jawab jika dia mati saat bertanding itu.

"Saya baik-baik saja. Saya bisa menyelesaikan pertandingan tetapi saya bisa mati. Jika saya mati, apakah ITF (badan pengurus Federasi Tenis Internasional) akan bertanggung jawab?" keluh Medvedev kepada wasit soal cuaca panas saat bertanding hari itu di Olimpiade Tokyo 2020.

Baca Juga: Lalai Saat Bakar Sampah, 3 Hektar Lahan di Pangandaran Dilahap si Jago Merah

Sebelumnya pada pekan lalu, petenis Medvedev adalah orang pertama yang mengajukan banding atas penundaan awal tenis di Olimpiade Tokyo 2020 karena kondisi cuaca yang panas, bahkan ia juga menerima dukungan dari petenis nomor satu dunia, Novak Djokovic.

Pemain berusia 25 tahun itu mengambil timeout medis selama pertandingan melawan Fognini pada hari Rabu dan memanggil pelatih pada beberapa kesempatan lainnya.

"Bahkan dari set pertama saya tidak merasa cukup baik dengan pernapasan saya. Itu sebabnya saya memanggil fisio, saya merasa seperti diafragma saya tersumbat," katanya, menambahkan bahwa dia merasa itu adalah hari yang paling panas selama Olimpiade Tokyo 2020.

Baca Juga: Trailer Ikatan Cinta 29 Juli 2021: Baju Berlumuran Darah Milik Elsa Ditemukan Sebagai Petunjuk Lainnya

"Dan kemudian pada set kedua, saya hanya memiliki kegelapan di mata saya, seperti di antara setiap titik, saya tidak tahu apa yang harus dilakukan untuk merasa lebih baik. Seperti saya membungkuk dan saya tidak bisa mengatur napas, jadi saya siap jatuh begitu saja di lapangan," pungkasnya.***

Editor: Khairunnisa Fauzatul A

Sumber: India Today


Tags

Artikel Rekomendasi

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x