Studi Ungkap Lempeng Tektonik Raksasa Terbelah Menjadi Dua, Berpotensi Picu Gempa Bumi Dahsyat

- 23 Mei 2020, 12:05 WIB
STUDI baru menemukan lempeng tektonik di Samudra Hindia terbelah menjadi dua.*
STUDI baru menemukan lempeng tektonik di Samudra Hindia terbelah menjadi dua.* /Planet Observer via LiveScience /

PIKIRAN RAKYAT - Lempeng tektonik raksasa di bawah Samudra Hindia telah ditemukan, secara geologis terbelah menjadi dua.

Tektonik India-Australia-Capricorn dalam studi baru disebutkan telah terbelah dengan kecepatan sangat lambat sekitar 0,06 inci (1,7 milimeter) per tahun.

Namun, dalam waktu 1 juta tahun, dua lempeng akan menjauh dengan jarak sekitar 1,7 kilometer.

Baca Juga: Temuan Baru untuk Dunia, Kini Tes Darah Lebih Mudah, Gunakan Smartphone Pengganti Jarum

Dilansir LiveScience, peneliti senior geosains laut di Institut Fisika Bumi Paris, Perancis Aurelie Coudurier-Curveur, mengungkapkan bukan struktur yang bergerak cepat.

Tetapi masih signifikan dibanding dengan batas-batas planet lain.

Sebagai contoh, sesar Laut Mati di Timur Tengah bergerak sekitar 0,2 inci (0,4 cm) per tahun sedangkan Sesar San Andreas di California bergerak sekitar 0,7 inci (1,8 cm) per tahun.

Baca Juga: Jelang Idulfitri, LAPAN Umumkan Asteroid Besar 1997 BQ Dekati Posisi Bumi Malam Ini

Mengenai pergerakan lempeng tersebut, peneliti menemukan dua petunjuk yaitu dua gempa yang berasal dari tempat aneh di Samudra Hindia yang menunjukkan kekuatan yang mengubah lempeng Bumi.

Pada 11 April 2012, gempa berkekuatan 8,6 dan 8,2 melanda di bawah Samudera Hindia, dekat Indonesia.

Gempa bumi tidak terjadi di sepanjang zona subduksi, di mana satu lempeng tektonik meluncur di bawah yang lain.

Baca Juga: Kontrak Kerja dengan Indonesia Habis, Ratusan WN Tiongkok Terpaksa Dipulangkan dengan Seragam Hazmat

Sebaliknya, gempa ini berasal dari tempat yang aneh terjadi di tengah lempeng.

Gempa bumi serta petunjuk geologis lainnya, menunjukkan bahwa beberapa jenis deformasi (perubahan) yang terjadi jauh di bawah tanah, di daerah yang dikenal sebagai Cekungan Wharton.

Deformasi ini tidak sepenuhnya tak terduga di lempeng India-Australia-Capricorn karena bukan satu kesatuan yang kohesif.

Baca Juga: Gemar Nonton Aksi Binaraga, Lula Jadi Bayi Terkuat, Dapat Berdiri Tegak saat Injak Usia 4 Bulan

"Ini seperti teka-teki. Ini bukan satu piringan lempeng yang seragam. Ada tiga piringan yang, kurang lebih, diikat bersama dan bergerak dalam arah yang sama," kata Coudurier-Curveur.

Diduga kuat, lempeng tektonik raksasa di bawah Samudra Hindia yang disebut pecah ini karena terjadi kesalahan strike-slip yang sama seperti di San Andreas Fault.

Kesalahan semacam ini membuat dua blok Bumi saling bergeser secara horizontal.

Baca Juga: Pemenang Lelang 'Si Gesits' Jokowi Rp 2,55 Miliar Ternyata Buruh Bangunan, Pemerintah Kena Prank?

Menurut Coudurier-Curveur perpecahan lempeng ini terjadi karena bagian-bagian berbeda dari India-Australia-Capricorn bergerak dengan kecepatan yang berbeda.

Dia juga mengatakan zona perpecahan ini dulunya hanya celah pasif, menjadi batas baru bagi piringant yang terbelah menjadi dua bagian.

Namun, peneliti menyebut karena perpecahan India-Australia-Capricorn terjadi sangat lambat, gempa kuat lainnya di sepanjang patahan khusus ini kemungkinan tidak akan terjadi selama 20.000 tahun lagi.*** (Julkifli Sinuhaji)

Artikel ini pernah tayang di Pikiran-rakyat.com dengan judul Lempeng Tektonik Raksasa Terbelah Menjadi Dua di Samudra Hindia

Editor: Ayunda Lintang Pratiwi

Sumber: Pikiran Rakyat


Tags

Artikel Rekomendasi

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x