Semburan energi kemungkinan berasal dari daerah gas panas yang berputar-putar di sekitar Sag A yang dikenal sebagia piringan akresinya.
Baca Juga: Tenaga Medis Terus Beguguran, Kini Tiga Petugas Puskesmas di Kota Tasikmalaya Reaktif Covid-19
Namun, aktivitas tampaknya berasal dari tepi terdalam disk.
Tepinya dekat dengan lubang hitam, yaitu gas yang berputar dan puing-puing di sekitar dengan kecepatan cahaya.
Selama proses ini, "hot spot" acak muncul yang mana memancarkan cahaya milimeter dan submilimeter - sinyal terdeteksi oleh para ilmuwan.
Baca Juga: Siswa asal Pangandaran Ramai-ramai Tulis Curahan Hati 'Kangen' Masa Sekolah di Tengah Covid-19
Masih belum jelas apa yang menyebabkan kilatan itu terjadi, tetapi para ilmuwan berharap jawabannya dapat membantu mereka mempelajari lebih lanjut tentang aktivitas lubang hitam.
Akan tetapi para ahli akan mengalami kesulitas untuk mengetahuinya karena foto-foto Sag A hampir tidak mungkin ditangkap karena menyerap semua cahaya di sekitarnya.
"Semakin cepat gerakannya, semakin sulit untuk mengambil foto objek," ucap Profesor Tomoharu Oka.
Baca Juga: Sambut New Normal, Pantai Pangandaran Segera Dibuka, Jeje: Penularan Covid-19 Air Laut Perlu Dikaji
Artikel Rekomendasi