Network
PANGANDARAN TALK - Seperti telah dibahas pada artikel sebelumnya tentang sosiopat, gejala sosial lainnya yang banyak dialami orang-orang adalah narsisme atau narsisis.
Di masa kekinian muncul istilah narsis yang disematkan kepada orang-orang yang hobi berselfie atau memotret dirinya sendiri kemudian diposting di media sosial atau dipajang di status aplikasi chat.
Namun sesungguhnya tidak sesederhana itu menjustifikasi seseorang telah mengalami gejala narsisme.
Ada persamaan dan perbedaan antara narsisis dengan sosiopat, di mana kesamaannya orang dengan dua gejala tersebut cenderung kurang empati terhadap orang lain dan bahkan memanfaatkan orang lain untuk memenuhi kebutuhan mereka.
Dikutip Pangandaran Talk dari laman psych2go.net, narsisis adalah seseorang dengan Narcissistic Personality Disorder (NPD).
Maksudnya, orang dengan kondisi ini cenderung menganggap dirinya tinggi, kurang empati terhadap orang lain, dan akan terus mencari pujian (Mayo Clinic 2017).
Berdasarkan referensi dari Cleveland Clinic 2020 dan Mayo Clinic 2017, disebutkan bahwa tanda-tanda narsisis/narsisme atau orang dengan NPD itu meliputi:
1. Rasa penting yang muluk-muluk
2. Perilaku manipulatif
3. Melihat orang lain sebagai inferior
4. Merasa berhak
5. Kesombongan
6. Hanya akan bergaul dengan orang yang mereka rasa berstatus tinggi.
Baca Juga: Lirik lagu Ojo Dibandingke yang Lagi Viral di TikTok, Vokal Denny Caknan ft Abah Lala
Sama halnya dengan sosiopat, NPD juga masuk dalam kategori gangguan kepribadian cluster B.
Sekitar 5persen dari populasi di dunia ini diyakini memiliki kondisi NDP. Namaun seperti hlnya orang dengan ASPD atau sosiopat, orang dengan kondisi NDP sering tidak terdiagnosis karena orang dengannya biasanya tidak mencari pengobatan (Plumptre 2021).
Demikian penjelasan tentang gejala narsisis atau NDP, semoga bermanfaat.***
Artikel Rekomendasi