Kewalahan Atur Siasat Ekonomi, Harga Industri Tiongkok Sejak Corona Turun hingga Level Terpuruk

- 13 Mei 2020, 09:49 WIB
ILUSTRASI ekonomi yang terdampak pandemi virus corona atau COVID-19.*
ILUSTRASI ekonomi yang terdampak pandemi virus corona atau COVID-19.* /PIXABAY

PIKIRAN RAKYAT - Sejak pandemi virus corona mengancam Tiongkok Desember 2019 lalu, pemerintah kewalahan atur siasat perekonomian negara.

Sejumlah perusahaan melaporkan kehancuran ekonomi menimpa banyak industri atau pabrik di Negeri Tirai Bambu ini.

Berdasarkan Indek Harga Produsen (PPI), disebutkan pedagang grois telah mengalami penuruna yang cukup signifikan sehingga memicu kekhawatiran bangkit kembali usai pandemi.

Baca Juga: Update Corona Dunia Rabu, 13 Mei 2020: Nyaris 100 Ribu Kematian di AS dari 292 Ribu Penduduk Tewas

Jatuh sebesar 3,1 persen di bulan April lalu, menjadi bukti peningkatan status kehancuran ekonomi pada Maret 2020 lalu.

Anggota Capital Economics Julian Evans-Pritchard mencatat bahwa penurunan PPI tersebut merupakan penurunan bulanan tertajam sejak Krisis Keuangan Global pada 2007 lalu.

Pandemi ini telah memukul perekonomian dunia dan merupakan penurunan paling parah, banyak bisnis yang tutup dan lonjakan yang besar dalam pengangguran.

Baca Juga: Demi Segera Terbebas dari Penjara, Para Napi AS Ramai-ramai Endus Masker Bekas Penderita Corona

Guncangan ekonomi telah menekan permintaan dari seluruh negara dan menghancurkan momentum ekonomi.

"Penuruna PPI di Tiongkok konsisten dengan bukti yang luas bahwa permintaan masih sangat lemah dan pemulihan lebih lambat daripada output," ujar Julian.

Anjloknya harga minya dan penuruna harga bahan baku menjadi sebab penuruna harga pabrik di Tiongkok.

Baca Juga: Sebesar Bus Sekolah, Asteroid KA 2000 yang Berpotensi Timbulkan Bahaya akan Dekati Bumi Malam Ini

Sebelumnya, prediksi penurunan ekonomi pada bulan April dari para analis tak separah yang terjadi kini, sebesar 2,5 persen.

Hal ini pun menyoroti mengenai tekanan berkelanjutan pada sektor industri saat mereka akan melanjutkan produksi setelah perekonomian yang hampir sepenuhnya ditutup karena pandemi.

Hal ini pun menyoroti mengenai tekanan berkelanjutan pada sektor industri saat mereka akan melanjutkan produksi setelah perekonomian yang hampir sepenuhnya ditutup karena pandemi.

Baca Juga: Berbagi Kisah Lawan Corona, Dokter Twindy Rarasati Segera Bertugas Selepas Dinyatakan Negatif

Dengan kondisi ini, ahli statistik NBS Dong Lijuan mengingatkan lagu pelonggaran ini terjadi akibat peningkatan pasokan sayuran segar dan fluktuasi minyak global.

Sedangkan menurut analis lain, Nomura faktor penunjang lain adalah pada konsumen, kurangnya permintan di pasaran.*** (Tita Salsabila) 

Artikel ini pernah tayang di PikiranRakyat.com dengan judul Harga Pabrik Tiongkok Alami Penuruna hingga Level terendah.

Editor: Ayunda Lintang Pratiwi

Sumber: Pikiran Rakyat


Tags

Artikel Rekomendasi

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah