PR PANGANDARAN - Nilai tukar mata uang Indonesia, rupiah, belum beranjak dari posisinya sebagai mata uang paling terpuruk di Asia.
Akibatnya, rupiah harus tumbang di hadapan banyak mata uang dunia, terutama dolar Amerika Serikat (AS).
Laporan terakhir yang diterima PikiranRakyat-Pangandaran.com dari Warta Ekonomi, rupiah sempat jatuh hingga ke level Rp14.822 per dolar AS.
Baca Juga: Lihat Merchant Baru ShopeePay Minggu Ini untuk Sambut Gajian
Sementara itu, sampai Selasa, 22 September 2020 pukul 13.46 WIB, rupiah terdepresiasi 1,10% ke level Rp14.709 per dolar AS.
Tak usai sampai di sana, rupiah juga keok melawan dolar Australia (-0,61%), poundsterling (-0,84%), dan euro (-0,79%).
Kemudian menjadi yang paling tak berdaya di Benua Kuning. Tanpa ampun, rupiah ditekan secara bersamaan oleh dolar Taiwan (-1,52%), yuan (-1,17%), yen (-1,14%), dolar Hong Kong (-1,12%), won (-0,96%), dolar Singapura (-0,94%), baht (-0,75%), dan ringgit (-0,37%).
Baca Juga: Update Covid-19 Kabupaten Garut, Humas Gugus Tugas Yeni Yunita Tak Henti Ingatkan Disiplin 3M
Ambruknya rupiah tentu bukan tanpa alasan. Masyarakat Indonesia tengah mendapat kabar kurang baik dari Menteri Keuangan, Sri Mulyani.
Artikel Rekomendasi