Konflik Myanmar Makin Panas, Kini 6 Orang Tewas dalam Aksi Unjuk Rasa Kudeta

14 Maret 2021, 14:45 WIB
Konflik perpolitikan di Myanmar saat ini tidak kunjung usai, keadaan di Myanmar justru kini makin panas. //Reuters

PR PANGANDARAN - Konflik perpolitikan di Myanmar saat ini tidak kunjung usai, keadaan di Myanmar justru kini makin panas.

Diketahui, militer Myanmar kini makin ganas dalam menghadapi para demonstran.

Tak sedikit para demonstran yang terluka saat aksi unjuk rasa, dan tercatat sudah puluhan orang tewas.

Baca Juga: Kalina Siap Bentengi Vicky Agar Tak Tergoda Wanita Lain, Sebut Ingin Jadi yang Terakhir

Dikutip PikiranRakyat-Pangandaran.com dari Reuters, pengunjuk rasa kembali menjadi korban ganasnya polisi Myanmar, kini terdapat enam orang tewas ketika demonstrasi.

Dari enam orang tewas tersebut tiga orang tewas di Mandalay, kota terbesar kedua Myanmar, satu orang lagi di pusat kota Pyay dan dua lainnya tewas di ibukota komersial Yangon semalam.

Hal tersebut terjadi ketika para polisi Myanmar melepaskan tembakan kepada para demonstran.

Baca Juga: Ngaku Bisa Panggil Nabi dan Malaikat, Mbak You ke Ningsih Tinampi: Kalau yang Datang Pencabut Nyawa Repot!

Menurut saksi yang merupakan salah satu pengunjuk rasa mengatakan, ada salah satu korban yang terluka kemudian tewas karena tidak langsung mendapatkan pertolongan disebabkan ambulan yang membawanya ditahan polisi.

"Pasukan keamanan awalnya menghentikan ambulans untuk menjangkau orang-orang yang terluka dan baru mengizinkannya nanti," ungkap seorang pengunjuk rasa berusia 23 tahun di Pyay kepada Reuters.

"Pada saat mereka mengizinkannya, salah satu yang terluka menjadi kritis dan dia kemudian meninggal," sambungnya.

Baca Juga: Umi Kalsum Ngamuk Ayu Ting Ting Disebut ‘Japok’, Warganet: Beraninya Gitu Doang, Diciduk Nangis!

Diketahui sebelumnya, adanya penambahan pengunjuk rasa dipicu oleh ajakan para aktivis untuk melakukan protes anti kudeta.

Ditambah poster-poster menyebar di media sosial yang mendesak orang-orang untuk memperingati kematian Phone Maw, yang ditembak dan dibunuh oleh pasukan keamanan pada tahun 1988 di dalam tempat yang kemudian dikenal sebagai kampus Institut Teknologi Rangoon.

Selain itu, terdapat dukungan dari para pemimpin Amerika Serikat, India, Australia dan Jepang bersumpah untuk bekerja sama memulihkan demokrasi di negara Asia Tenggara itu.

Baca Juga: Umat Muslim Sri Lanka Terguncang, Lebih dari 1000 Sekolah Islam Ditutup secara Paksa

Dari adanya unjuk rasa yang dilakukan di Myanmar, menurut kelompok advokasi Asosiasi Bantuan untuk Tahanan Politik, hingga saat ini terdapat 70 orang telah tewas.***

Editor: Ayunda Lintang Pratiwi

Sumber: REUTERS

Tags

Terkini

Terpopuler