Praktisi IT Ainun Najib Diiming-imingi Potensi Cuan Rp4.531 Triliun di Bidang IT Tahun 2030 Nanti

1 Maret 2022, 20:15 WIB
Sosok sari Ainun Najib, orang yang kerap disebut oleh Presiden Jokowi. /nu.or.id

PANGANDARAN TALK – Sebelumnya ramai diperbincangkan perihal seruan Presiden Joko Widodo terhadap Ainun Najib, seorang praktisi Teknologi Informasi (IT) asal Gresik Jawa Timur, untuk mengabdikan diri di Tanah Air.

Seruan itu disampaikan Presiden Jokowi dalam pidato Pengukuhan Pengurus Besar NU (PBNU) Masa Khidmat 2022-2027 dan Harlah Ke-96 NU di Sport and Convention Center, Balikpapan, Kalimantan Timur, belum lama ini.

Hari ini, Selasa 1 Maret 2022, Presiden Jokowi menanyakan langsung kepada beberapa praktisi IT asal Indonesia yang tengah bekerja di luar negeri, termasuk Ainun Najib, perihal syarat yang harus dipenuhi agar para digital talent ini mau pulang ke Tanah Air.

Baca Juga: SUPER BIG MATCH! Link Live Streaming BRI Liga 1 Persija vs Persib Hari ini, Persib Siap Tempur

"Mas Ainun Najib, ini saya sudah kenal lama. Saya mau tanya, gimana sih agar Chai, Veni, Rangga, termasuk Ainun juga mau pulang ke Indonesia?" tanya Presiden Jokowi dalam peresmian Sea Labs Indonesia melalui sambungan konferensi video di Jakarta, sebagaimana dikutip PANGANDARANTALK.com dari Antara.

Seperti diketahui, Ainun Najib merupakan warga negara Indonesi, yang saat ini menjabat sebagai Head of Analytic Platform and Regional Business Grab Singapura.

Tidak hanya itu, jejak rekam Ainun Najib juga pernah dirangkul perusahaan raksasa IT IBM Singapura dengan posisi yang sangat penting.

Di sisi lain, Ainun Najib adalah salah seorang inisiator gerakan sukarela KawanPemilu dalam rangka pemantauan hasil Pemilu Serentak 2019.

Baca Juga: Tiba-tiba Presiden Jokowi Kurangi Penonton MotoGP Mandalika Jadi 60 Ribu Orang, Ternyata Ini Penyebabnya

Tak ketinggalan, Ainun juga berperan dalam advokasi seputar isu COVID-19 di Indonesia melalui platform Kawal COVID-19.

Merespon pertanyaan itu, dalam konferensi video tersebut Ainun menyampaikan dua hal kepada Presiden.

"Kuncinya dua mawon, opportunity dan stability," kata Ainun.

Ainun menjelaskan, opportunity atau kesempatan dimiliki oleh Indonesia sebagai satu dari pemain besar, bahkan terbesar, di Asia Tenggara.

"Stability ini yang mungkin agak tricky, ada yang mungkin karena pertimbangan keluarga, pertimbangan karir, saya pribadi pertimbangan pendidikan anak-anak, saya tidak mau kalah dengan putra-putra panjenengan yang pendidikan di Singapura juga," jelas kader NU ini, seraya ditanggapi dengan senyuman oleh Presiden Jokowi.

"Jadi stability itu yang masih belum diperbaiki di Indonesia. Sementara kami, diaspora, punya peran meski jauh. Ada tiga perannya, pertama inspirasi dan refleksi; jadi menjadi benchmark buat teman-teman di Indonesia, terutama yang lebih muda," ungkap Ainun.

Baca Juga: TERUNGKAP, Alasan Ainun Najib Diakui Singapura Hingga Disuruh Pulang Oleh Jokowi

Fungsi kedua adalah advokasi, dengan memberikan saran dari jauh untuk teman-teman yang ada di Indonesia.

"Ketiga eksekusi, eksekusi juga bisa dari jauh kami memadukan inisiatif-inisiatif dari diaspora, misalnya kawal-kawalan itu kan sebetulnya anak-anak diaspora juga walau tidak bisa kembali ke Indonesia," tambahnya.

Ainun pun mengaku tetap optimistis bahwa Indonesia dapat menjadi pemain besar untuk industri digital. Bahkan ia menyebut Indonesia sudah kodratnya menjadi talenta teknologi yang terbesar, setidaknya keempat di dunia, karena Indonesia bangsa terbesar di dunia.

“Yang pertama, China sudah jelas salah satu AI super power. India juga jelas menguasai, bahkan diaspora India menguasai perusahaan teknologi dunia. Amerika pionir teknologi dan pemimpin terdepan. Nah, keempat kursinya dipersilakan untuk Indonesia," jelasnya.

Untuk menjadi pemain besar di bidang industri digital, Ainun menyebut Pemerintah harus memperbaiki kebijakan di bidang pendidikan.

Baca Juga: Jadi Ahli IT yang Diakui Singapura, Dua Tirakat Inilah yang Menjadi Kunci Kesuksesan Ainun Najib

"Saya rasa hanya soal waktu, yang perlu dilakukan untuk jangka panjang oleh Mas Menteri (Nadiem Makarim), seperti misalnya Vietnam investasi pendidikannya sudah sejak tahun 1960-an itu gifted school, sekolah untuk anak-anak yang genius itu di setiap provinsi di Vietnam ada. Di Indonesia saya tidak tahu," katanya.

Menanggapi pernyataan Ainun tersebut, Presiden menyebut potensi digital Indonesia pada 2030 diperkirakan mencapai Rp4.531 triliun.

"Kan gede sekali ini dan perkiraan hitung-hitungan itu saya rasa tidak meleset jauh-jauh lah. Jadi, harapan saya pulang semua lah, pulang. Di sini kan juga sudah banyak sekarang, ada opportunity, perusahaan-perusahaan gede semua ada di sini," ujar Presiden Jokowi.***

Editor: Fikri Mahendra

Sumber: ANTARA

Tags

Terkini

Terpopuler