Lebih lanjut,dr. Tirta pun mengungkapkan alasan dirinya menolak pembelian vaksin pada saat itu.
“karena saat itu Sinovac, Sinopharm, Cansino, Oxford itu belum ada uji klinisnya kan. Belum ada hasil uji klinis. Jadi dalam sesuatu entah itu obat, entah itu vaksin itu harus keluar uji klinisnya, uji penelitian, itu belum keluar, jadi saya nentang,” ujarnya tegas.
Baca Juga: Biaya Perawatan Covid-19 Mahal, dr. Tirta: Teman Saya Habiskan Rp640 juta, Sekarang Pusing
Sebab, menurutnya, apabila pemerintah indonesia ingin membeli vaksin, keamanannya perlu dipastikan terlebih dahulu.
Lebih lanjut, dr. Tirta pun juga menjelaskan alasan dirinya kemudian mendukung vaksin tersebut di saat dirinya pernah menentang, sebelumnya.
“Terus saya mendukung itu ketika uji klinisnya sudah keluar bahwa ternyata Sinovac ini uji klinisnya di 3 negara efikasinya bagus, 65,3 %.
Terus yang kedua, safety issue nya bagus, jadi untuk safety issue nya dia QP level 3 nya untuk Sinovac 0,01% sampai 1, terus dan dia isinya virus inactive RNA, virus mati, aman,” ujar dr. Tirta menjelaskan.
“Walaupun uji klinisnya dalam waktu yang singkat sebenarnya dok,” ujar Ashanty.
“Uji klinisnya waktu singkat karena teknologi sih.. untuk dalam artian darurat, yang didapatkan adalah emergency use authorization jadi penggunaan izin darurat itu bisa. Jadi, memang cepat karena perkembangan teknologi
Artikel Rekomendasi