Karienya di Layar TV Disebut Tenggelam, Azis Gagap Unjuk Gigi jadi Pengusaha Sukses Sapi Potong

- 10 Februari 2021, 19:35 WIB
Komedian Azis Gagap duduk di tengah pesawahan.
Komedian Azis Gagap duduk di tengah pesawahan. /Instagram.com/@gagapofficial
PR PANGANDARAN - Muhammad Azis atau yang dekenal sebagai komedian Azis Gagap rupanya sedang fokus di bisnis barunya, yakni bidang perternakan sapi potong.
 
Dengan kesibukan di peternakan sapi potong-nya tersebut, Azis Gagap kini tak terlalu sering wara-wiri di televisi (TV), tak seperti saat ia aktif di acara Opera van Java bersama komedian lain ssperti Sule, Parto, dan Nunung sebagai tandem.
 
Kini, alih-alih sibuk menjadi selebritas televisi, kini Azis Gagap sering berbagi hidupnya di kanal Youtubenya pribadi, yang berfokus pada kehudupannya di desa tentu dengan peternakan sapi potongnya tersebut.
 
 
Berkenaan hal itu, baru-baru ini, Azis Gagap pun membagikan pengalamannya sebagai peternak sekaligus berbagi tips yang bisa dilakukan oleh peternak lain.
 
Selain itu, komedian 47 tahun ini membagikan pengalaman seputar cara ia menjalankan usaha peternakan sapi potong untuk wilayah perkotaan. Hal ini ditujukan agar memberikan keuntungan maksimal.
 
Dalam kesepatan Webinar Usaha Peternakan Sapi di Kota Besar oleh Suku Dinas Ketahanan Pangan, Kelautan dan Pertanian (Sudin KPKP) Kota Jakarta Selatan, Rabu, 9 Februari 2021 Aziz mengatakan bahwa ia memiliki kunci utama dalam mengurus ternaknya.
 
 
 
"Kuncinya dalam usaha peternakan ini, adalah pemeliharaan sapinya harus lakukan pengontrolan rutin, jangan membuat sapi-sapi stres," ujarnya seperti yang PikiranRakyat-Pangandaran lansir dari laman Antara.
 
Azis pun mengatakan bahwa momen yang paling dinantikan oleh peternak sapi tentu saja adalah hari raya kurban.
 
Meskipun mengakui menjalankan perternakan di perkotaan bukan perkara sepele, peternakan sapi potong sangat menjanjikan, memberikan keuntungan apabila dikelola dengan baik dan benar.
 
 
Bagi Azis, yerdapat beberapa masalah yang dihadapinya ketika awal-awal mendirikan usaha peternakan ini adalah tidak tahu cara yang baik untuk  memelihara hewan ruminansia tersebut.
 
Masalah lain yang tak kalah  yanh menghambatnya adalah soal pakan karena peternakannya berada di wilayah perkotaan.
 
Dalam webinar itu, Azis mengaku memiliki empat ekor sapi potong dengan kapasitas kandang terisi 14 ekor. 
 
 
Selain itu, pria kelahiran 1973 ini pun membagikan tips bagaimana agar kotoran ternak yang juga sempat menjadi masalah baginya tidak mencemari lingkungan, yaitu dengan cara kandang dibuat dengan pengaturan kotoran.

"Jadi kotoran ternak ini, kalau tidak dikelola dengan baik dapat menyebabkan pencemaran lingkungan," ujarnya.
 
Sebagai solusi, ia gunakan kotoran padat sebagai pupuk, sedangkan kotoran cair ia manfaatkan untuk pakan ikan di empang sehingga aman bagi lingkungan.
 
 
"Ada jalur pembuangan limbahnya, limbah cair dialirkan ke empang. Air kotoran bisa jadi sumber pakan buat ikan, sedangkan limbah padatnya dijadikan pupuk kering," ujarnya.
 
Ia pun melanjutkan, "Makanan, kotoran dan urinenya masing-masing punya tugas dan kemanfaatan. Bisa jadi peluang untuk dikembangkan".
 
Azis yang sering bertanya pada dinas pertenakan ini mengingatkan kotoran ternak harus diambil secara rutin. Tak lupa, kadang pun harus rajin disemprot sehingga tidak menyebabkan aroma busuk.
 
 
Azis Gagap meyakini usaha sapi potong tersebut cukup prospektif. Peternak harus bisa melihat peluang, usaha tersebut tidak hanya prospek dari penggemukan sapi saja, tapi usaha turunan seperti dari pengolahan kotoran ternak baik urine maupun kotoran padatnya.
 
Azis menambahkan, untuk memulai usaha ternak sapi, hal pertama yang harus dilakukan adalah mengetahui karakter, sifat dan watak dari hewan tersebut, lalu mencintai usaha tersebut, menjaga kesejahteraan hewan dan memperhatikan lingkungan.
 
"Tingkatkan jaringan kerukunan antar peternak dan sesama petani, sehingga memudahkan dalam hal pemasaran," kata Azis.
 
 
Di samping isaha kuliner, Azis sendiri telah menggeluti usaha peternakan sapi potong sejak sembilan tahun lalu di wilayah Tangerang Selatan.***

Editor: Ayunda Lintang Pratiwi

Sumber: YouTube Sobat Dosen ANTARA


Tags

Artikel Rekomendasi

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x