PR PANGANDARAN - Tak banyak yang tahu, pada tahun 2017, Korean netizen (K-Netz) ternyata pernah membuat petisi ke Blue House (rumah presiden Korea Selatan), meminta pemerintah agar memaksa Red Velvet untuk menunda comebacknya.
Ternyata, petisi yang dibuat oleh K-Netz itu berkaitan dengan Tes Kemampuan Skolastik Perguruan Tinggi (CSAT atau Suneung), secara luas dikenal sebagai salah satu ujian sekolah menengah paling sulit mirip dengan SAT di Amerika Serikat.
Pada 2017, hampir 600.000 remaja di seluruh Korea Selatan mendaftar untuk mengikuti CSAT. Biasanya, Institut Kurikulum dan Evaluasi Korea mengadakan ujian pada hari Kamis ketiga bulan November setiap tahun. Tahun 2017, itu artinya CSAT sudah seharusnya dilaksanakan pada 16 November.
Baca Juga: Tinggalkan 2 Anaknya dalam Mobil Semalaman hingga Meninggal, Seorang Ibu di Jepang Didakwa
Namun, pada bulan yang sama, sayangnya Korea Selatan dilanda gempa terkuat dalam sejarah modern. Gempa Pohang berkekuatan 5,4 skala Richter, terjadi pada tanggal 15 November — satu hari sebelum tanggal CSAT yang diusulkan.
Untuk memberikan waktu kepada siswa untuk menenangkan diri dan menemukan tempat ujian baru di kota-kota yang mengalami kerusakan, ujian ditunda hingga 23 November.
Tapi hanya ada satu masalah: Red Velvet akan merilis lagu baru pada 17 November, dan lagu-lagu Red Velvet dikenal sangat membuat ketagihan.
Di Korea Selatan, lagu-lagu paling adiktif yang dirilis menjelang musim ujian masuk ke daftar yang sangat eksklusif: daftar 'lagu-lagu yang dilarang SAT'. Siswa memberi tahu guru bahwa mereka tidak boleh mendengarkan lagu-lagu ini saat belajar, jangan sampai mereka terjebak di kepala mereka.
Artikel Rekomendasi