"Pada saat mereka mengizinkannya, salah satu yang terluka menjadi kritis dan dia kemudian meninggal," sambungnya.
Baca Juga: Umi Kalsum Ngamuk Ayu Ting Ting Disebut ‘Japok’, Warganet: Beraninya Gitu Doang, Diciduk Nangis!
Diketahui sebelumnya, adanya penambahan pengunjuk rasa dipicu oleh ajakan para aktivis untuk melakukan protes anti kudeta.
Ditambah poster-poster menyebar di media sosial yang mendesak orang-orang untuk memperingati kematian Phone Maw, yang ditembak dan dibunuh oleh pasukan keamanan pada tahun 1988 di dalam tempat yang kemudian dikenal sebagai kampus Institut Teknologi Rangoon.
Selain itu, terdapat dukungan dari para pemimpin Amerika Serikat, India, Australia dan Jepang bersumpah untuk bekerja sama memulihkan demokrasi di negara Asia Tenggara itu.
Baca Juga: Umat Muslim Sri Lanka Terguncang, Lebih dari 1000 Sekolah Islam Ditutup secara Paksa
Dari adanya unjuk rasa yang dilakukan di Myanmar, menurut kelompok advokasi Asosiasi Bantuan untuk Tahanan Politik, hingga saat ini terdapat 70 orang telah tewas.***
Artikel Rekomendasi