Banyak orang yang mengutuk keras kejadian tersebut, begitu pula dengan Deddy Corbuzier.
Akan tetapi, pria berusia 44 tahun ini lebih mengkritik kepada orang-orang yang menjadikan agama sebagai alat penyebar kebencian dengan terkait persepsi.
Deddy Corbuzier menyoroti sebagian pihak di Indonesia yang mengatakan bahwa terorisme itu tidak punya agamanya.
Menurutnya, seorang teroris pasti memiliki kepercayaan atas sesuatu tindakan, dan apa yang akan di dapat jika tindakan tersebut dilakukan.
“Ketika seorang teroris meledakan atau menembak orang dengan menggunakan kata-kata yang ada agamanya. Ketika dia (ZA) percaya bahwa 72 bidadari menunggu dia di surga, ya artinya di percaya terhadap sebuah kepercayaan, jadi ada agamanya,” ujar Deddy Corbuzier.
Akan tetapi, yang ingin ditekankan oleh Deddy Corbuzier di sini adalah Islam bukanlah kepercayaan yang mengajarkan kebencian.
“Udah gak masuk akal orang-orang yang mengkafir-kafirkan orang ini cuma ngadu domba, bikin perpecahan. Saya juga ga ngerti siapa yang nyuruh dan ajaran seperti apa. Karena ketika saya masuk muslim yang diajarkan adalah agama Islam itu cinta kasih adanya akhlak, itu terhadap semua ciptaan Allah,” ujarnya.
Menurutnya, jika kita terus mengkafirkan seseorang hanya karena perbedaan kepercayaan itu secara tidak langsung akan menimbulkan kebencian dan perpecahan.
Artikel Rekomendasi